Oleh : Prof Haedar Nashir, Ketua Umum Muhammadiyah
Gemar Beramal dan Berusaha
Orang Munammadiyah itu suka beramal dan berusaha. Dia gemar berinfak-bershadaqah dan beramal shalih dalam berbagai bentuk, baik secara individual maupun kolektif.
Orang Muhammadiyah tidak pernah malas dan menengadahkan tangan di bawah, sebaliknya bekerja keras dan menempatkan tangan di atas sebagaimana ajaran Nabi. Dari etos beramal dan berusaha itulah lahir amal usaha dan dakwah bil-hal yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan umat dan bangsa.
Orang Muhammadiyah itu mandiri dan memiliki martabat diri yang kuat, sehingga tidak tergantung dan merendahkan diri pada pihak lain. Di manapun orang Muhammadiyah berada selalu aktif membangun. Orang Muhammadiyah itu mengamalkan ajaran Islam tentang amal shalih dan ikhtiar sebagai khalifah di muka bumi (Qs Al-Baqarah: 30, Hud: 61).
Berorganisasi dan Bekerja Sama
Orang Muhammadiyah memiliki jiwa dan kecakapan berorganisasi maupun bekerjasama dengan siapapun dan di manapun berada. Berjam’iyah (berorganisasi) dan berjama’ah (berma syarakat, berkomunitas) merupakan ciri khas orang Muhammadiyah, sehingga pandai menggerakkan dan mengorganisasi orang untuk kemajuan hidup bersama.
Kendati karena paham agamanya kadang semula dijauhi orang, tetapi karena luwes berinteraksi dan beramal nyata maka lama kelamaan orang diterima masyarakat luas, bahkan menjadi pelaku perubahan dan kemajuan di manapun berada. Mereka pandai mengurus masyarakat dan memecahkan masalah dengan objektif, sehingga menjadi organisator dan problem solver. Prinsip sosialnya ialah bekerjasama dalam kebaikan dan takwa serta menjauhi dosa dan permusuhan (Qs Al-Maidah: 2). Dengan kiprah berorganisasi dan bekerjasama yang baik itu akhirnya orang-orang Muhammadiyah menjadi sosok pembawa rahmatan lil-alamin bagi lingkungannya.
Artikel ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 9 Tahun 2015