Sabtu 05 Jun 2021 19:09 WIB

10 Karakter Utama Orang Muhammadiyah

Ada sepuluh ciri karakter orang Muhammadiyah sebagai pelaku gerakan

Logo Muhammadiyah dengan ilustrasi pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan
Foto:

Oleh : Prof Haedar Nashir, Ketua Umum Muhammadiyah

Etos Kerja Tinggi, Disiplin, dan Produktif

Anggota Muhammadiyah menjadi apapun dirinya dan di mana pun berkiprah memiliki mentalitas positif yang bercirikan antara lain etos kerja tinggi artinya selalu ingin bekerja sungguh-sungguh dan optimal meraih sukses. Dirinya tidak suka mengerjakan sesuatu dengan asal-asalan, malas, dan sekadar formalitas. Selain itu, memiliki disiplin tinggi, termasuk menghargai waktu atau tepat waktu, tidak membiarkan dirinya menganggur atau bayak waktu luang, serta selalu ingin berbuat yang positif (Qs Al-Ashr: 1-5). Orang Muhammadiyah juga produktif, artinya selalu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan berkualitas baik dalam berpikir, bertindak, maupun melakukan pekerjaan atau kegiatan. Dirinya seperti lebah yang suka makan makanan yang baik, menghasilkan sesuatu yang baik yaitu madu, dan manakala hinggap di ranting yang rapuh sekalipun tak pernah merusak.

Adil dan Memuliakan Manusia

Orang Muhammadiyah itu pada umumnya adil dalam bersikap dan bertindak, artinya objektif dan pandai menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil itu perintah Allah (Qs An-Nisa: 58) dan dekat dengan taqwa (Qs Al-Maidah: 8). Jika menghadapi masalah disikapi secara proporsional, tidak membesar-besarkannya, sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu, sebagai pantulan dari adil dan ihsan, orang Muhammadiyah itu memiliki sifat memuliakan manusia tanpa diskriminasi.

Mereka menghormati perempuan, tidak merendahkan, serta menempatkannya sejajar dengan laki-laki sebagaimana ajaran Islam. Laki-laki menghormati dan memuliakan perempuan, sebaliknya perempuan menghormati dan memuliakan laki-laki, istri dan suami saling menghormati dan memuliakan, sehingga terjalin hubungan yang harmonis. Orang kaya menghormati yang miskin dan sebaliknya, tua dan muda saling menghormati, dan seterusnya. Sikap adil dan memuliakan manusia itu cermin dari watak keislaman, yang menempatkan takwa, iman, dan amal shalih sebagai dasar persamaan kemanusiaan (Qs Al-Hujarat: 14; An-Nahl: 97).

Berjiwa Al-Ma’un

Ciri khas warga Muhammadiyah berjiwa Al-Ma’un, sebagaimana praktik pengamalan Islam Kyai Ahmad Dahlan. Berjiwa Al-Ma’un itu peduli dan memberdayakan kaum lemah dan tertindas atau dhhu’afa-mustadh’afin (QS Al-Ma’un: 1-7). Berbagai advokasi dan pelayanan sosial terhadap mereka yang dhu’afa-mustadh’afin dilakukan secara personal maupun organisasi, sehingga kehadirannya benar-benar membawa perubahan dan kemajuan.

Spirit Al-Ma’un melahirkan orang Muhammadiyah yang egaliter, populis, dan menjadi agen perubahan sosial. Di mana pun orang Muhammadiyah berada terpanggil untuk peduli dan berbagi terhadap anak yatim, fakir miskin, dan siapapun yang tersisih dalam kehidupan untuk dibebaskan, diberdayakan, dan dimajukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement