REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bermagnitudo 6,1 pada pukul 17.09 WIB di Maluku Utara akibat aktifitas deformasi batuan di lempeng Laut Maluku.
Menurut informasi yang diterima, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0.41 LU dan 126.23 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 134 km arah Barat Kota Ternate, Maluku Utara, pada kedalaman 36 km. "Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas deformasi batuan di lempeng Laut Maluku," ujar Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno, Kamis (3/6).
Bambang menyatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah di Ternate III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Labuha & Manado II - III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Bambang mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut, dan hasil pemodelan tidak menunjukkan potensi adanya tsunami.
Namun, hingga pukul 17.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas 6 gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 4,7 dan terkecil 3,4. "Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," ujar Bambang.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.