Kamis 03 Jun 2021 17:10 WIB

Harapan Calon Jamaah, Semoga Tahun Depan Bisa Berangkat Haji

Pembatalan haji jadi keputusan terbaik di saat varian baru Covid mengancam.

Pemerintah menerbitkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 660 Tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jamaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442 H/ 2021 M, Kamis (3/6). Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan, sampai saat ini belum ada negara yang mendapat kuota haji dari Saudi.
Foto: AP/Amr Nabil
Pemerintah menerbitkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 660 Tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jamaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442 H/ 2021 M, Kamis (3/6). Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan, sampai saat ini belum ada negara yang mendapat kuota haji dari Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dadang Kurnia, Febrian Fachri, Fuji E Permana, Meiliza Laveda, Antara

Mochammad Ali Topan (48), warga Surabaya, Jawa Timur, batal berangkat haji di tahun ini. Kebatalan kepergian merupakan imbas keputusan pemerintah yang memutuskan tidak memberangkatkan haji di 2021.

Baca Juga

Ali Topan sudah melakukan pendaftaran ibadah haji di 2011. Kebijakan pemerintah membuat Ali merasa nasibnya yang ingin segera menjalankan ibadah haji menjadi tidak jelas.

"Padahal kan umur seseorang siapa yang tahu. Belum tahu mundurnya sampai kapan, dan belum pasti juga kan ketika waktunya sudah sampai kita masih ada umur," ujarnya kepada Republika, Kamis (3/6).

Bapak dua anak itu juga mengeluhkan sempat adanya angin surga dari pemerintah pusat terkait kemungkinan memberangkatkan jamaah haji di 2021, asalkan vaksinasi Covid-19 terus dijalankan. Namun pada kenyataannya, pemerintah kembali memutuskan untuk tidak memberangkatkan jamaah tahun ini.

"Kenyataannya mana. Oke lah kita mengikuti protokol sesuai yang diarahkan. Tapi kenyataannya mana?" ujar Ali Topan.

Ali Topan menyatakan tidak tahu jadwal keberangkatannya ke Tanah Suci mundur hingga kapan. Ia hanya berharap, mundurnya jadwal keberangkatan ke tanah suci tidak terlalu jauh. Ia juga berharap pandemi Covid-19 segera berakhir. Sehingga jadwal keberangkatan jamaah haji kembali normal.

Salah satu penggerak travel haji/umrah di Sumatra Barat, Maigus Nasir, mengatakan umat Islam harus menerima kenyataan pembatalan agenda ibadah haji tahun ini untuk Indonesia. Pembatalan ini jadi yang kedua bagi calon haji dari Tanah Air.

"Dari calon haji yang seharusnya berangkat akan ada rasa kecewa. Tapi mayoritas umat Islam pasti memahami dan menerima kondisi ini," kata Maigus kepada Republika, Kamis (3/6).

Calon jemaah pasti kecewa karena seharusnya sudah berangkat sejak tahun lalu dan tahun ini. Tapi karena situasi pandemi masih berlarut-larut dan belum ada izin dari pemerintah Arab Saudi terhadap calon haji Indonesia, Maigus menilai kebijakan tidak ada jamaah haji dari Indonesia harus ditanggapi dengan lapang dada. Ia berharap kepada calon haji supaya mengambil hikmah bahwa ini adalah ujian dari Allah SWT.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU), Helmy Faishal Zaini, mengajak umat bijak menyikapi kebijakan pembatalan keberangkatan haji jamaah Indonesia. Ia menjelaskan, atas dasar pertimbangan agama salah satu tujuan dari beragama  adalah menjaga keselamatan yang tidak bisa ditunda. Maka meski mengerjakan ibadah haji itu bagian dari menjaga agama, tapi beribadah dalam keadaan darurat bisa ditunda.

Ia mencontohkan, sholat Jumat saja kalau hujan deras bisa ditunda. Sholat Jumat bisa diganti dengan mengerjakan dengan sholat Dzuhur. Begitu pula dengan orang yang sedang puasa tapi sedang melakukan perjalanan jauh sekali, maka boleh membatalkan puasanya.

"Maka atas dasar pertimbangan ini, marilah kepada seluruh jamaah haji di Indonesia, kami merasakan betul kesedihan yang mendalam karena ini (berhaji) cita-cita luar biasa, karena khususnya umat Islam begitu lahir selalu diberikan harapan oleh orang tua untuk beribadah haji. Maka kita semua merasakan betul apa lagi waiting list selama puluhan tahun. Mari kita ambil hikmahnya dan kita berdoa mudah mudahan dengan ditundanya (haji) ini tidak mengurangi sama sekali makna niat kita untuk melaksanakan ibadah haji," jelasnya.

PBNU yakin Kementerian Agama telah berusaha maksimal melakukan lobi-lobi dan diplomasi melalui jalur formal atau melalui para ulama yang ada untuk bisa memberangkatkan jamaah haji. "Tapi kita tahu ada mutasi virus dari India yang menakutkan, marilah kita ikut dengan keputusan yang diambil pemerintah karena ini keputusan terbaik untuk kita semua," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, mengatakan keputusan pembatalan haji tahun ini merupakan keputusan terbaik. Keputusan tersebut keluar setelah melalui rangkaian pertimbangan untuk keselamatan jamaah dari Covid-19.

“Semalam sudah  melakukan kajian dengan berbagai pihak termasuk DPR RI. Nah, pembatalan haji tahun ini merupakan pilihan terbaik walaupun pahit,” kata Amirsyah.

Pembatalan haji tentunya berdampak luas terkait masalah pembiayaan. Dia menyebut jika jamaah tidak jadi berangkat, maka biaya tersebut dikembalikan. Untuk hal ini, kementerian agama sudah menyiapkan dengan baik. Sedangkan bagi jamaah yang tahun lalu dan tahun ini tidak berangkat, maka mereka akan menjadi prioritas utama jika tahun depan ibadah haji sudah dibuka lagi.

“Untuk ibadah haji jamaah harus mampu, sanggup. Dalam arti sehat lahir batin fisik, dan mental. Kalau kita berangkat saat pandemi lalu terinfeksi Covid-19, ini membahayakan jiwa dan harus dihindari. Mencegah harus diutamakan,” ujar dia.

Sementara untuk soal pemberangkatan haji tahun depan, Amirsyah menuturkan masih perlu dilihat lagi situasi nanti. “Tentu berbeda situasinya tahun depan. Kita berdoa terus, berikhtiar menjaga protokol kesehatan supaya kita tetap sehat. Wajib iman, wajib aman, dan wajib imun,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement