Rabu 02 Jun 2021 19:54 WIB

Penambahan Tempat Tidur untuk Pasien Covid Kudus Mendesak

Selain tempat tidur yang menipis, Kudus juga menghadapi kekurangan tenaga kesehatan.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pasien berbaring di kursi menunggu masuk ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021). Akibat melonjaknya kasus COVID-19 pascalebaran di wilayah itu, sejumah pasien harus antre untuk mendapat pelayanan penanganan di sejumlah rumah sakit setempat bahkan ada yang harus dirujuk ke kota Semarang dan Salatiga.
Foto:

Menurutnya, peroalan penambahan tempat tidur tersebut –sebenarnya-- tidak sulit dan hanya butuh kemauan saja. Akan tetapi jika nantinya sulit dilakukan maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan menambah rumah sakit darurat di Kudus.

Saat ini, masih kata Ganjar, Dinkes Provinsi Jawa Tengah sedang melakukan assessment untuk penambahan rumah sakit darurat tersebut. Nantinya, keputusan apakah rumah sakit darurat tersebut bakal diwujudkan atau tidak akan tergantung dengan hasil assesment yang dilakukan tersebut.

“Prinsipnya, kalau yak, TNI/ Polri juga sudah siap membantu. SDM kita dorong, perawatnya dari Persatuan Perawat nasional Indonesia (PPNI) dan dari Dinkes Provinsi Jawa Tengah akan kita dorong, termasuk dokter dari Provinsi maupun IDI juga sudah disiapkan,” tegasnya.

Kendati begitu, gubernur berharap agar Pemkab Kudus tetap mengupayakan tindakan- tindakan perbaikan. Bupati Kudus dan Ke[ala Dinkes Kudus sudah diminta untuk bergerak cepat mengatasi kebutuhan penambahan kapasitas tempat tidur tersebut.

Berdasarkan pengalaman --saat Jawa Tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19 sebelumnya-- penambahan tempat tidur dilakukan dengan meminta semua rumah sakit untuk menambah ruang ICU dan tempat tidur isolasi. Kalau memang tidak ada duit, bisa memanfaatkan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

“Maka, menurut saya, tidak ada yang tidak bisa, semuanya bisa. Ini hanya butuh kemauan dan kekuatan leadership dari Bupati, agar langsung tunjuk, perintah dan lakukan. Bukan perkara yang lain,” tegasnya.

Gubernur juga menyampaikan, untuk membantu penanganan lonjakan kasus di Kabupaten Kudus, tidak hanya Pemprov Jawa Tengah yang turun tangan. Kementerian Kesehatan, Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga sudah turun untuk membantu.

Belum lagi pola gotong-royong daerah lain di sekitar Kabupaten Kudus dalam membantu penanganan, seperti halnya yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.

Bahkan pola gotong- royong tersebut juga diapresiasi Menkes, karena semua daerah penyokong Kudus mau mendukung dan membantu. “Misalnya Kota Semarang saya senang, karena BOR nya tidak tinggi dan ikhlas menerima pasien dari Kudus. Ini yang akan kita dorong terus,” tandas gubernur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement