REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Penanganan lonjakan kasus baru Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah –disebut-- dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Selain persoalan keterisian tempat tidur di rumah sakit yang sudah menipis, saat ini Kabupaten Kudus juga kekurangan dukungan tenaga kesehatan (nakes) untuk menangani pasien Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengungkapkan, menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di daerah tersebut, kondisi Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit yang ada di Kabupaten Kudus cukup mengkhawatirkan.
“Sehingga, penambahan tempat tidur –baik untuk ruang ICU maupun tempat- tempat isolasi—sangat mendesak dilakukan,” ungkapnya, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (2/6).
Menurutnya, situasi tersebut menjadi persoalan bagi penanganan warga yang saat ini terkonfirmasi positif Covid-19. Bahkan persoalan yang terjadi di Kabupaten Kudus –saat ini-- tidak hanya terkait dengan keterbatasan tempat tidur di ruang perawatan maupun ruang isolasi.
Saat ini, juga banyak nakes di Kudus yang juga terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga Dinkes Provinsi Jawa Tengah terus berupaya melakukan penambahan jumlah nakes. “Hingga saat ini, sudah ada 48 nakes yang kami kirim ke Kudus, untuk membackup penanganan lonjakan kasus di sana,” tegasnya.
Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta Bupati Kudus juga berupaya untuk melakukan penambahan tempat tidur, baik di ruang ICU maupun ruang isolasi di rumah sakit darurat. Pasalnya, rasio keterisian tempat tidur di Kudus sudah sangat tinggi dan mendekati 100 persen.
Terkait hal itu, gubernur mengaku sudah berkomunikasi langsung dengan Bupati Kudus, HM Hartopo maupun dengan kepala dinkes setempat. “Intinya, persoalan yang harus diselesaikan di sana (red; Kudus) adalah menambah tempat tidur,” ungkapnya, saat dikonfirmasi terpisah.