Selasa 01 Jun 2021 21:24 WIB

Islam dan Pancasila Mengapa Selalu Dibenturkan?

Yang mengadu domba Pancasila dan Islam hanya kaum Komunis.

Petugas saat melintas di dekat patung pahlawan revolusi di Monumen Kesaktian Pancasila, Jakarta, Selasa (29/9). Tempat tersebut nantinya akan dijadikan lokasi upacara untuk peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban dalam peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi pada 1 Oktober mendatang. Republika/Putra M. Akbar
Foto:

Apa yang dilakukan oleh BPIP bukan hanya menafsirkan, justru Mengadu domba Pancasila dan Agama. Proyek Komunisme pada tahun 1960-An itu kini hidup kembali. Bagi PKI yang tidak beragama adu domba ini sangat menguntungkan, karena yang digalakkan oleh komunisme adalah perang mati-matian melawan agama.

Itulah ketika Lenin menulis sebuah artikel dia mensetir Karl Marx bahwa agama adalah Vodka yang memabukkan. Begitu juga yang dikembangkan oleh komunisme di seluruh dunia, bahwa agama adalah musuh utamanya. Karena bagi kaum komunis agama adalah musuh yang harus binasakan.

Aidit tokoh sentral PKI, dengan tegas mengatakan “Revolusi Mental tak akan berhasil kalau masyarakat tidak dijauhkan dengan agama”. Ada lagi tokoh yang dengan bangga mengatakan  “Revolusi Mental  akan gagal kalau agama tidak dipisahkan dengan Politik”, persis seperti yang diungkapkan oleh Yudian.

Sementara bagi kaum Pancasilais, Agama adalah kata kunci bagi falsafah Pancasila. Baik Agama Islam maupun agama-agama lain menyebutkan Pancasila sebagai titik temu agama-agama.

BPIP berbeda dalam hal ini. BPIP mengadu domba agama dan Pancasila dengan dalil bahwa agama merupakan musuh Pancasila. Tentu mirip sekali dengan gaya PKI. Hal tersebut sangat tidak Pancasilais, dan musuh Pancasila bukan agama, tetapi komunisme dan orang-orang yang memusuhi agama atau mereka yang anti agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement