REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 ikut buka suara terkait berita bohong atau hoaks terkait vaksin yang mengandung magnet atau logam yang memberikan reaksi magnetik. Isu ini awalnya ramai beredar di media sosial yang menunjukkan uang logam pecahan Rp 1.000 yang menempel di lengan seseorang, tepat di bekas suntikan vaksin Covid-19.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan bahwa tidak benar bila disebut vaksin Covid-19 mengandung magnet. Soal koin logam yang bisa menempel, penjelasan logisnya adalah ada keringat yang membuat koin tersebut menempel di kulit.
"Koin bisa saja menempel di kulit karena adanya keringat yang diproduksi secara alami oleh kulit manusia, dan gaya gesek lainnya sehingga menimbulkan gaya magnet," kata Wiku dalam keterangan pers, Jumat (28/5).
Wiku mengingatkan masyarakat untuk membiasakan diri melakukan verifikasi terhadap isu terkini terkait Covid-19. Setidaknya, masyarakat bisa membaca berita dari media dan kanal resmi.
"Dari contoh ini kita dapat sama-sama belajar untuk tidak langsung menyebar berita atau informasi yang sumbernya tidak kredibel. Kesalahan kita dalam menyebarkan informasi yang tidak diverifikasi sama saja dengan menyebar berita bohong," kata Wiku.