REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Personil dalam penanganan pengungsi akibat bencana resmi ditutup oleh Plt. Direktur Fasilitasi Penanganan Korban dan Pengungsi Kedeputian Penanganan Darurat BNPB Joko Sri Wismoko.
Dalam pidato akhir penutupan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/5), Joko menyampaikan, peningkatan kapasitas personel dalam kegiatan penanganan pengungsi sejalan dengan amanat Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2020 tentang Rencana Induk Penanggulangan Bencana 2020 hingga 2044 yaitu "Mewujudkan Indonesia Tangguh Bencana untuk Pembangunan Berkelanjutan” dengan salah satu misinya yaitu penanganan darurat bencana yang prima seperti respon cepat dan tepat.
" Penanganan darurat yang prima diukur dari terus meningkatnya kualitas dan kuantitas personel melalui pelatihan yang kami selenggarakan sesuai amanat Perpres 87/2020,"ujar dia lewat keterangan tertulis kepada Republika.
Sebagai salah satu kegiatan program prioritas kinerja BNPB, Bimtek pengungsi dilaksanakan dalam tiga gelombang yang terbagi dalam zona barat, tengah dan timur. Acara tersebut telah berlangsung selama lima hari dari Senin hingga Jumat di Hotel Aston Tropika Kota Bandung. Total peserta yang ikut yaitu sembilan puluh orang yang sebagian besar dari kabupaten/kota se Provinsi Jawa Barat dan sebagian Kabupaten dari Provinsi Nusa Tenggara Timur seperti Flores Timur, Lembata, Sikka, Ende, dan Manggarai.
Metode pembelajaran Bimtek yang dilakukan melalui pemberian paparan, tanya jawab, dan tugas kelompok. ‘transfer of knowledge’ berdiskusi dan bertukar pengalaman antar daerah menjadi nilai lebih dan materi-materi seperti manajemen penanganan darurat, pembiayaan, pertolongan pertama psikologis, kaji cepat, pendataan pengungsi, manajemen dapur umum, identifikasi kualitas/kuantitas air bersih secara khusus diberikan dengan pembicara dari PUPR, Kemensos, Kemenkes, BPBD Provinsi Jabar dan internal BNPB.
Protokol kesehatan tetap diimbau terus seperti menggunakan masker dan menjaga jarak dari panitia penyelenggara.