Rabu 26 May 2021 14:08 WIB

Mengapa Populasi AS dan Yahudi Semakin Dukung Palestina

Kemerdekaan Palestina dari pendudukan Israel tinggal masalah waktu.

Sejumlah warga Yahudi ortodoks turun ke jalan menggelar aksi dukungan untuk rakyat Palestina dari agresi Israel, di New York, Sabtu (15/5) waktu setempat.
Foto:

Oleh : Denny JA, Kolumnis/Akademisi/Konsultan Politik

Kisah eksodus bangsa Palestina kini dipopulerkan. Mulai dirayakan eksodus 700 ribu rakyat Palestina terusir dari rumahnya akibat perang Palestina tahun 1948.

Kata “Nakbah” atau penghancuran Palestina kini bergaung.

Semakin hari Palestina menggantikan Yahudi sebagai David si kecil melawan raksasa Goliath. Dan, kini Goliath berganti bernama Israel.

Simpati pada Palestina semakin terbentuk.

Ketiga, semakin menguatnya kompromi rasional.

Mustahil bangsa Israel mampu menumpas habis bangsa Palestina. Juga mustahil bangsa Palestina bisa menumpas habis bangsa Israel.

Lalu, apalagi kegunaan konflik yang panjang? Bukankah kompromi rasional solusi damai, berdirinya dua negara merdeka, berdampingan, tak terhindari?

Kompromi rasional kerap ditempuh ketika konflik berlarut. Itu konflik yang tak bisa tuntas dimenangkan oleh siapa pun.

Ketika Katolik dan Protestan bertempur selama 30 tahun di Eropa abad ke-17, awalnya perang ini diwarnai dengan semangat untuk saling menghabisi.

Tapi, mustahil Katolik mampu membunuh habis Protestan. Juga mustahil Protestan mampu membunuh habis Katolik.

Apa yang terjadi? Akhirnya, penganut Katolik dan Protestan berdamai. Mereka hidup berdampingan dalam perbedaan. Toleransi dikembangkan.

Komunitas Yahudi Internasional di Amerika Serikat juga di United Kingdom menyadari ini pula. 

Mereka, komunitas Yahudi Internasional di atas, bahkan mendukung kemerdekaan Palestina.

Posisi Amerika Serikat menjadi kunci terciptanya dua negara merdeka: Israel dan Palestina. Two State Solution.

Amerika Serikat punya hak veto di PBB. Apa pun yang diputuskan PBB menjadi mentah jika diveto Amerika Serikat. Termasuk jika PBB memaksa untuk menerima anggota baru negara Palestina merdeka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement