REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Provisi Kalimantan Barat (Kalbar) kini menyediakan produk wisata berupa pola perjalanan Heart of Borneo (HOB). Ini merupakan kerja sama konservasi tiga negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei.
Tujuan kerja sama tersebut yaitu untuk melindungi blok hutan seluas 220.000/km persegi di Pulau Kalimantan/Borneo, dan 16,8 juta hektare atau 72,23 persen berada di wilayah Indonesia. "Di Kalbar sendiri tersedia paket wisata 'Border to Border' di tiga lokasi yakni Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, PLBN Badau, dan PLBN Entikong.
"Di ketiga PLBN tersebut juga diadakan festival crossborder dengan menampilkan UMKM lokal dan pertunjukan kebudayaan setempat," kata pelaku wisata Kalbar, Dewi Sapitri, Selasa (25/5).
Dalam pemetaan wilayah HOB di Kalbar sendiri tersebar di wilayah hulu menuju wilayah lintas batas mulai dari sebagian Sintang hingga Kapuas Hulu, yakni Taman Nasional Bukit Baka, Bukit Raya, Betung Kerihun, dan Danau Sentarum. Dewi mengatakan, alam HOB ini ada tiga tema dengan masing-masing tujuan wisatawan yang berbeda, pertama Spirit of Exploration atau eksplorasi yang disediakan wisata pengamatan satwa liar dan keanekaragaman hayati, susur sungai, hingga spot fotografi lansekap.
Lalu ada Spirit of Adventure atau berpetualang yang disediakan wisata mendaki gunung, susur gua, hingga ada Spirit of Discovery dengan berwisata menyusuri kehidupan suku pedalaman dan story telling bersama suku Dayak. Dewi menyebut, beberapa bulan terakhir pihak Kementerian Kehutanan bersama Balai Besar Betung Kerihun dan Danau Sentarum telah mengikutsertakan pemandu wisata lokal mereka untuk ikut sertifikasi pemandu wisata lokal dan 30 orang ini sudah memegang sertifikat kompetensi/lisensi.
"Ini jadi bukti keseriusan pemerintah kami atau penggiat pariwisata lisensi ini menjadi bentuk meningkatkan kepercayaan wisatawan terutama wisatawan luar agar bisa berkunjung kembali ke Kalbar," ujarnya.
Dewi mengatakan, di Kalbar sejak dikampanyekan 'Yok Wisata di Kalbar Jak' antusias wisatawan lokal yang dulu sering memilih bepergian ke luar negeri karena lokasi yang dekat elama pandemi tingkat kunjungan untuk destinasi wisata lokal sangat meningkat karena kampanye ini. Hal ini dinilainya lebih aman terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 ini namun kami tetap membatasi sesuai dengan arahan gubernur.
"Yang saya tawarkan adalah inovasi dan kolaborasi sesama pelaku industri pariwisata dan di masa pandemi ini perlu ditingkatkan untuk kembali ke alam, lebih banyak bersentuhan dengan masyarakat, dan membatasi jumlah kunjungan wisata seperti rekomendasi HOB," ujarnya.
Sementara itu pihak perwakilan Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Kalbar, Ode juga menanggapi terkait peningkatan keamanan pariwisata selama pandemi Covid-19. "Kami mengikuti program dari Kementrian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif yakni sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Enviromental Sustainabillity) dan di tahun 2020 sudah ada 30 usaha yang bersertifikasi," kata Ode.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengembangkan potensi wisata desa. "Kami sedang mengurus produk hukumnya lewat peraturan gubernur dan telah mengembangkan konsep wisata desa kepada masing-masing kabupaten dan kota," kata dia.