REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Banjarmasin mendatangkan tim forensik dari RSUD Ulin Banjarmasin didampingi Bidang Dokkes Polda Kalsel dan Urkes Polresta Banjarmasin untuk melakukan autopsi jenazah balita dugaan korban penganiayaan. Autopsi ini merupakan bagian dari penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian sang balita.
"Kami lakukan autopsi jenazah balita karena kepentingan penyidikan atas kasus dugaan penganiayaan yang saat ini masih dalam penyelidikan," kata Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin Kompol Alfian Tri Parmadi di Banjarmasin, Senin.
Dalam pelaksanaan autopsi, tim forensik RSUD Ulin Banjarmasin dipimpin oleh dr Mila sebagai dokter spesialis bedah.Pelaksanaan autopsi dilakukan pada Senin (24/5) pagi, sekitar pukul 09.30 WITA di Taman Pemakaman Umum CTN Pulau Beruang Banjarbaru.
"Autopsi ini kami lakukan buat mencari petunjuk dan alat bukti penyebab kematian korban," ucap Kasat Reskrim didamping Kanit PPA Ipda Mesya Ananda.
Kasat Reskrim terus mengatakan pelaksanaan autopsi ini diperkirakan berlangsung sekitar dua jam lebih. Penyelidikan dilakukan setelah kakek korban berinisial SY (45) melaporkan adanya kejanggalan atas meninggalnya sang cucu berinisial NM (4) itu.
Kasat Reskrim mengatakan, kasus ini berawal pada Ahad (2/5) sore, sekitar pukul 17.00 WITA. Saat itu SY dihubungi oleh pihak keluarga bahwa korban masuk rumah sakit.
Setelah itu pada pukul 17.30 WITA, SY dan istrinya menuju ke rumah sakit. Setiba di Rumah Sakit Bhayangkara mendapat kabar kalau korban sudah meninggal dunia.SY kaget dan ingin langsung melihat korban di ruang rawat darurat.
Kemudian SY melihat korban yang sudah meninggal dunia, banyak lebam berwarna biru di bagian wajah dan perut.Saat itu korban hanya memakai baju putih tank top dan pampers dibalut dengan selimut.
Kemudian SY dan istrinya serta lainnya langsung membawa korban ke rumah orang tua yang mengasuh korban sejak kecil sampai umur 4 tahun 7 bulan."Pada Senin (3/5) korban yang sudah meninggal dunia di makamkan di daerah sekitaran Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru," katanya.
Setelah kejadian itu, SY melaporkan kejanggalan kematian cucunya itu ke Satreskrim Polresta Banjarmasin guna mencari tau apa penyebab utama kematian cucunya itu yang dikabarkan sebelumnya karena mengalami kecelakaan sepeda. "Menurut SY, korban ini tidak pernah naik sepeda. Kemudian kami lihat hasil rekam medik terlihat mencurigakan karena tidak seperti korban kecelakaan sepeda," ujar Kasat.