Jumat 21 May 2021 11:17 WIB

Sukacita di Gaza dari Gencatan Senjata Jumat Dini Hari

Kembang api dan parade di jalanan warnai momen dimulainya gencatan senjata.

Warga Palestina menari saat mereka mengibarkan Hamas hijau dan bendera nasional mereka saat merayakan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Kota Gaza, Jumat dini hari, 21 Mei 2021.
Foto:

Demonstrasi perayaan berlangsung di Jalur Gaza dan Tepi Barat menyusul kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang mulai berlaku Jumat (21/5) pagi. Kembang api, nyanyian, dan parade di jalanan dapat dilihat dalam berbagai video yang dirilis oleh media lokal. Kembang api dan senjata ditembakkan untuk merayakan kemenangan perlawanan.

"Hari ini perlawanan menyatakan kemenangan atas musuh kita. Alhamdulilah, Allah menunda makan kita sehingga kita bisa bersukacita dalam dua kegembiraan, sukacita Idul Fitri dan kegembiraan kemenangan," ujar Wakil pemimpin Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, dilansir di Jerusalem Post, Jumat (21/5).

Rumah al-Hayya dihancurkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada minggu terakhir selama Operasi Penjaga Tembok. Reuters mengonfirmasi bahwa seorang pejabat Hamas mengatakan Israel harus mengakhiri pelanggarannya di Yerusalem dan mengatasi kerusakan akibat pemboman Gaza setelah gencatan senjata.

"Memang benar pertempuran berakhir hari ini, tetapi Netanyahu dan seluruh dunia harus tahu bahwa tangan kami berada di pemicunya dan kami akan terus mengembangkan kemampuan perlawanan ini," kata Ezzat El-Reshiq, anggota biro politik Hamas.

Dia mengatakan kepada Reuters di Doha bahwa tuntutan gerakan itu juga termasuk melindungi Masjid Al-Aqsha di Yerusalem dan mengakhiri penggusuran beberapa warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur yang oleh Reshiq digambarkan sebagai 'garis merah'.

Hamas menembakkan roket ke komunitas perbatasan Gaza hanya dua jam sebelum gencatan senjata 'timbal balik dan tanpa syarat' yang diharapkan. Israel melakukan serangan udara terhadap sasaran di seluruh Jalur Gaza tak lama kemudian, seperti yang terlihat dalam rekaman video yang diunggah oleh media lokal.

Warga Palestina telah meringkuk dalam ketakutan karena menghadapi serangan Israel selama 11 hari. Karena itu, gencatan senjata disambut meriah.

Mobil memenuhi jalan-jalan utama di Gaza. Para pengemudi beramai-ramai membunyikan klakson. Sebagian besar warga mengibarkan bendera Palestina di jalan-jalan, bahkan dari jendela kediaman mereka. Hal ini mengingatkan pada kegembiraan dalam menyambut gencatan senjata dan pembebasan tahanan pada masa lalu.

Tak hanya itu, sorak-sorai menyambut gencatan senjata juga dilontarkan lewat pengeras suara masjid. Mereka menyatakan bahwa Palestina telah mencapai kemenangan melalui perlawanan atas pendudukan selama pertempuran Sword of Jerusalem. Di Tel al-Hawa, Kota Gaza, orang-orang merayakan keselamatan mereka dan menyatakan kemenangan.

"Dengan jiwa dan darah, kami menebusmu, Deif," teriak mereka, memanggil nama komandan militer tertinggi Hamas, Mohammad Deif, yang menempati urutan teratas dalam daftar buronan Israel.

"Ini adalah kemenangan besar atas pendudukan. Orang-orang perlawanan kami memaksa mereka melakukan gencatan senjata," kata seorang warga Gaza, Ahmed Amer (30 tahun).

Seorang pria yang memegang senapan serbu AK-47 berkata, "Jari-jari kami berada di pelatuk dan kami siap untuk bertempur lagi, tetapi sekarang kami akan merayakannya bersama orang-orang kami," kata pria yang menolak menyebutkan namanya.

Di Kota Ramallah yang diduduki Israel, ratusan orang turun ke jalan meneriakkan, "Dengan jiwa dan darah kami menebusmu, Gaza."

Letupan kembang api menyala di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Penduduk Palestina yang tinggal di Sheikh Jarrah sebelumnya telah mengalami pengusiran paksa oleh pemukim Israel. Hal ini menjadi salah satu faktor meletusnya serangan Israel di Gaza.

Gencatan senjata antara Israel dan Palestina yang diberlakukan pada Jumat (21/5) pukul  02.00 waktu setempat bukanlah akhir. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi menyatakan, justru setelah momentum itu perlu didorong inti masalah tentang mengakhirinya pendudukan Israel terhadap Palestina.

"Setelah gencatan senjata dilakukan, makan ini harus mendorong core issue, karena kalau ini tidak bisa dilakukan, maka situasi serupa saat ini akan terus terulang dan terulang lagi," ujar Retno dalam konferensi pers virtual setelah menghadiri debat terbuka Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) di New York, Amerika Serikat, pada Kamis (20/5).

Retno pun menegaskan, masalah Israel dan Palestina merupakan konflik yang bersifat asimetris. Dengan menempatkan Israel sebagai penjajah dan bangsa Palestina yang diduduki dan tertindas.

Kondisi tersebut merupakan isu utama yang tidak bisa dilupakan. Meski gencatan senjata yang terjadi setelah 11 hari memanasnya keadaan dari serangan Israel ke Gaza, permasalahan pendudukan Israel belum selesai.

Untuk mencapai tujuan dalam mengakhiri pendudukan Israel terhadap Palestina, Retno menyatakan perlu negosiasi multilateral. Dia mengajak negara lain untuk bersatu melawan aksi ilegal yang dilakukan oleh Israel dan menghentikan pendudukan atas Palestina.

Retno pun menyinggung tentang masyarakat internasional yang masih memiliki utang kepada bangsa Palestina. Kemerdekaan bangsa Palestina yang terus tertunda untuk hidup berdampingan dan setara dengan seluruh penduduk dunia hingga kini belum tercapai.

"Pendudukan dan agresi Israel yang terus berlangsung tidak hanya patut dikecam, tetapi juga merupakan bentuk pelanggaran berat hukum internasional yang memerlukan aksi dari setiap populasi," ujar Retno.

photo
Serangan Israel ke Gaza. - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement