Kamis 20 May 2021 21:04 WIB

Komnas KIPI: Otopsi Trio Fauqi Virdaus Disetujui Ibunya

Otopsi dilakukan untuk menemukan penyebab meninggalnya Trio.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI)
Foto: BNPB
Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) akan mengotopsi jenazah Trio Fauqi Virdaus, yang diketahui meninggal usai vaksinasi Covid-19 menggunakan AstraZeneca. Otopsi dilakukan untuk menemukan penyebab meninggalnya Trio.

"Jadi kami rekomendasikan otopsi, kemudian orang tuanya Alhamdulillah menyetujui, kakaknya menyetujui, akhirnya ibunya menyetujui," ujar Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, Kamis (20/5).

Dia pun menjelaskan kronologi Trio, mulai dari proses menerima vaksin AstraZeneca hingga meninggal dunia. Awalnya, dia bersama temannya mendapatkan pesan singkat dari perusahaannya untuk melaksanakan vaksinasi di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

Setelah menerima vaksin, Trio kembali ke kantornya untuk kembali bekerja. Namun, pada pukul 15.30 WIB, dia mengeluhkan badannya yang terasa tidak enak dan diizinkan untuk pulang.

Saat di rumah, Trio mengeluhkan rasa pusing kepada ibunya. Saat si ibu ingin memberi paracetamol, Trio menolak dengan alasan bahwa dirinya habis divaksin AstraZeneca.

"Ayo berobat ke dokter, nelpon kakaknya yang perempuan. Kakaknya perempuan tidak sempat membawa almarhum ke rumah sakit karena kesibukan bekerja," cerita Hindra.

Karena kakaknya yang disebut tengah sibuk, Trio tetap berada di rumah. Pada sekira pukul 23.30 WIB, suhu Trio diketahui mencapai 39 derajat celsius dan temannya mengalami hal serupa, tetapi dengan gejala yang lebih ringan.

Pada pukul 00.00 WIB, suhunya bertambah tinggi, tetapi Trio tak kunjung dibawa ke rumah sakit. Namun di pagi harinya, dia rencananya ingin dibawa ke klinik, tetapi tak ada kendaraan untuk membawanya.

"Terus minta dipijit, waktu dipijit kelihatan dibilang kejang, saya kira itu tarikan nafas terakhirnya. Dibawalah sama keluarga naiik motor, di tengah (jalan) dibawa bukan ke rumah sakit, tapi tulisannya RSIA (rumas sakit ibu dan anak)," ujar Hindra.

Dokter yang ada di sana disebut sempat memeriksa kondisi Trio. Namun, dia didiagnosa dead on arrival atau meninggal dalam perjalanan.

"Datang sudah meninggal, tidak ada lab, tidak ada rontgen, tidak ada CT scan kepala. Jadi sulit menyatakan ini terkait imunisasi, namun juga sulit ini tidak terkait imunisasi," lanjutnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement