Kamis 20 May 2021 14:13 WIB

Momen Harkitnas, Ketum Muhammadiyah: Palestina Urusan Kita

Harkitnas adalah momentum meneguhkan komitmen Indonesia atas hakikat kemerdekaan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nasir.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menyinggung perjuangan Palestina dalam melawan penjajahan Israel di momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei. Ia berpesan bahwa tak ada negara yang pantas dijajah oleh negara lain.

Haedar menyatakan, kebangkitan nasional adalah tonggak penting menuju Indonesia merdeka. Semenjak pendirian Budi Utomo yang dirayakan sebagai Harkitnas, rakyat Indonesia disadarkan akan hak-hak dasarnya untuk bebas dari segala bentuk penindasan, eksploitasi, kekerasan, dan kezaliman yang dilakukan penjajah. 

"Ketika ada negara yang sewenang-sewenang mengagresi bangsa lain maka Indonesia layak konsisten menentangnya, sebagai bagian dari urusan kita. Seraya membela bangsa yang dizalimi karena di dunia saat ini tidak boleh lagi ada praktik kolonialisme," kata Haedar kepada Republika.co.id, Kamis (20/5).

Haedar mempertanyakan penjajahan yang dilakukan suatu negara kepada negara lain. Ia mengingatkan bahwa tiap manusia berhak hidup merdeka. "Apa haknya suatu negara mengekspansi bangsa lain? Padahal Tuhan menciptakan semua umat manusia sama untuk hidup merdeka di seluruh muka bumi," ujar Haedar.

Dia juga menekankan peringatan Harkitnas adalah momentum meneguhkan komitmen Indonesia atas nilai dan hakikat kemerdekaan. "Tentu sekaligus meluruskan kiblat keindonesiaan agar tidak salah jalan dalam mencapai tujuan," ujar Haedar. 

Ia mengajak seluruh elite dan warga Indonesia bangkit menyadari arti kemerdekaan. Tujuannya agar mampu membawa Indonesia menjadi bangsa dan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, maju, adil, dan makmur sebagaimana cita-cita kemerdekaan. 

"Jangan biarkan ada pihak yang membelokkan jalan dari cita-cita kebangsaan yang diletakkan para pendiri negara Republik Indonesia tahun 1945," ucap Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement