Sebelumnya, hal senada juga disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Ariza mengatakan, Pemprov DKI melakukan lelang jabatan sebagai seleksi secara terbuka itu untuk mencari sosok yang terbaik dalam mengisi jabatan.
"Setiap ASN juga punya hak untuk ikut dan tidak ikut, tetapi harus ada dasarnya. Tidak ikut alasannya apa, harus menyampaikan jangan membiarkan,” ujar dia.
"Kalau tidak ikut umpamanya tidak sehat, umur sudah mau pensiun atau faktor tidak ingin menjadi pejabat karena tidak merasa memiliki kompetensi di bidang tersebut," tambah Ariza.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan membantah ia memarahi ratusan aparatur sipil negara (ASN) yang tidak mendaftar lelang jabatan di lingkungan Pemprov DKI. Anies menegaskan, ia hanya memberikan teguran.
Anies mengumpulkan sebanyak 239 ASN di halaman Balai Kota Jakarta, Senin (10/5) lalu. Ratusan ASN itu diketahui bermasalah karena tidak ikut mendaftar dalam seleksi terbuka untuk 17 Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama di lingkungan Pemprov DKI. Padahal, mereka memenuhi persyaratan.
"Justru mereka diharuskan daftar biar kita banyak yang baru-baru. Jadi karena itulah ditegur, dan bukan marah-marah, ditegur," kata Anies saat melakukan peninjauan di Sunter, Jakarta Utara, Rabu (19/5).
Anies menjelaskan, seleksi terbuka itu sebetulnya bertujuan melakukan peremajaan pejabat di lingkungan Pemprov DKI. "Kami ingin agar terus ada peremajaan, jadi kesempatan ini dibuka untuk semuanya agar bisa ada peremajaan di DKI," kata dia.