Oleh : Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum MUI
Ini artinya sebagai bangsa kita tidak boleh membiarkan ada suatu suku bangsa atau negara di dunia ini yang menjajah bangsa lain.
Itulah sebabnya sampai hari ini kita sebagai bangsa tidak bisa mengakui dan tidak mau membangun hubungan diplomatik dengan Israel karena Israel jelas-jelas secara mata telanjang telah mencaplok dan menjajah tanah dan wilayah yang menjadi milik dari bangsa Palestina.
Bahkan, tidak hanya sampai di situ, Israel juga telah mengekang kebebasan dan hak hidup serta hak berbicara bangsa Palestina. Bahkan, untuk mencapai tujuannya, Israel tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan dan membunuh para wanita dan anak-anak Palestina yang tidak berdosa dengan cara-cara yang sangat kejam dan sadistis yang benar-benar tidak sesuai sedikit pun dengan nilai-nilai keadilan dan perikemanusiaan.
Jadi, dari sini tampak betul oleh kita bahwa para pendiri bangsa kita sangat ingin dan menginginkan adanya satu dunia yang aman, tenteram, dan damai. Oleh karena itu, bangsa kita telah menegaskan politik luar negerinya adalah politik bebas aktif.
Artinya, kita tidak mau dikendalikan dan dipaksa-paksa oleh bangsa dan negara lain dan kita juga tidak boleh terikat dengan blok yang ada.
Dalam bahasa lain, kita harus bisa menjadikan bangsa kita menjadi bangsa yang mandiri dan aktif dalam kehidupan internasional. Kita harus berusaha dan berjuang untuk tegaknya nilai-nilai perikeadilan dan perikemanusiaan.
Oleh karena itu, dalam pentas global, negara kita secara aktif ikut memberikan solusi tidak hanya dalam bidang politik dan keamanan, tapi juga dalam bidang ekonomi.
Kita masih ingat bagaimana negara kita memberikan bantuan makanan dan kesehatan kepada bangsa-bangsa yang sedang bermasalah, apakah itu karena konflik atau peperangan atau karena bencana alam yang dialami oleh negara-negara lain dengan mengulurkan tangan untuk membantu negara yang sedang kesusahan tersebut.