Senin 17 May 2021 09:08 WIB

Babak Baru Serangan Israel di Jalur Gaza

Dalam 24 jam terakhir serangan Israel telah mengakibatkan 42 orang meninggal.

 Penyelamatan warga Palestina yang selamat dari bawah reruntuhan bangunan tempat tinggal yang hancur setelah serangan udara Israel yang mematikan di Kota Gaza, Ahad (16/5).
Foto:

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam pertemuan khusus Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Ahad (16/5), secara virtual menyampaikan tiga langkah kunci yang mesti dilakukan OKI dalam mengupayakan penghentian agresi Israel terhadap Palestina, termasuk gencatan senjata. "Sejak OKI didirikan, komitmen negara OKI tidak pernah luntur terus bertekad untuk bersama Palestina di dalam memperjuangkan hak-haknya," ujar Menlu Retno di sela pertemuan OKI.

Terlepas dari tekad kuat tersebut sampai saat ini, dunia masih saja menyaksikan adanya gangguan terhadap pelaksanaan ibadah di Masjid al-Aqsa. Selain itu, illegal settlement juga semakin merajalela, hingga pergerakan orang-orang Palestina dibatasi tanah mereka sendiri hingga hak-hak Palestina dihilangkan.

"Kita semua tidak boleh lupa bahwa Palestina adalah satu-satunya negara yang masih diduduki oleh kekuatan kolonial di dunia," ujarnya.

Dalam pertemuan OKI, Menlu Retno mengatakan bahwa Indonesia mengecam keras semua tindakan yang dilakukan oleh Israel, dan yang lebih melukai lagi tindakan tersebut dilakukan pada bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

Menlu Retno pun memerinci langkah kunci yang harus dilakukan OKI. Di antaranya, pertama adalah memastikan adanya pertemuan dan persatuan di antara negara anggota OKI. Menurutnya, persatuan di antara semua pemangku kepentingan di Palestina juga harus dikedepankan.

 

Menurut Retno, tanpa persatuan, OKI tidak akan mampu menjadi penggerak bagi dukungan internasional untuk Palestina. "Pada saat yang sama, bangsa Palestina hanya bisa mencapai cita-citanya untuk merdeka apabila mereka bersatu," kata Retno menegaskan.

Langkah kunci kedua, ia menambahkan, OKI harus mengupayakan terciptanya gencatan senjata segera. "Saya menyerukan agar masing-masing negara OKI menggunakan pengaruhnya masing-masing, menggunakan pengaruh yang mereka miliki untuk mendorong gencatan senjata secepatnya, dan semua tindakan kekerasan harus segera dihentikan," kata Menlu Retno menegaskan.

Menlu Retno menuturkan, langkah kunci ketiga bagi OKI adalah agar tetap fokus membantu kemerdekaan bangsa Palestina yang dalam kaitan ini harus lebih keras berupaya untuk mendorong dimulainya kembali negosiasi multilateral yang kredibel. Itu termasuk berpedoman pada parameter yang telah disetujui secara internasional, dan dengan tujuan mencapai perdamaian yang lestari berdasarkan prinsip solusi dua negara.

"Di dalam statement saya penutup di OKI, saya menyampaikan bahwa perjuangan untuk mendukung kemerdekaan Palestina masih jauh dari selesai. Persatuan negara OKI, saya tekankan lagi, harus terus kita jaga untuk mendukung perjuangan Palestina," ujarnya.

Indonesia juga secara aktif memberikan masukan substansial agar OKI dapat menghasilkan kesepakatan yang nyata. Menlu Retno memerinci beberapa hal yang sudah tampak atau dapat diharapkan masyarakat dunia tentang resolusi tersebut. Pertama, yakni seruan kepada komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah konkret atas tindakan kekerasan dan pelanggaran hukum internasional. Dan, bila Dewan Keamanan PBB gagal, Sidang Umum PBB harus melakukan pertemuan darurat.

Kedua, negara-negara anggota OKI juga mengharapkan di dalam resolusi tersebut akan terdapat elemen desakan untuk menerapkan mekanisme international protection atau international present untuk melindungi warga sipil Palestina maupun Kompleks Masjid al-Aqsa. "Seruan kepada komunitas internasional untuk menghentikan aksi kolonial dan segregasi rasial Israel serta penegasan kembali posisi OKI dalam mendukung Palestina dan output al-Syarif dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina berdasarkan two state solution dan sesuai dengan parameter internasional," katanya menegaskan.

PErtemuan Extraordinary Open-ended Ministerial Meeting of the OIC Executive Committee yang diselenggarakan secara virtual. Pertemuan ini dihadiri oleh 16 Menteri dan Wakil Menteri Luar Negeri negara-negara anggota OKI dan juga wakil dari negara OKI lainnya. Pertemuan dilakukan khusus membahas agresi Israel di wilayah Palestina, khususnya al-Quds al-Shareef atau Yerusalem dan juga Jalur Gaza.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement