REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Perhubungan mencatat per 11 Mei lebih dari 1,5 juta orang keluar dari Jabodetabek di masa peniadaan mudik yang dimulai sejak 6 Mei. Meski demikian, Kemenhub mencatat masih banyak warga yang lebih patuh terhadap larangan mudik.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan, 1,5 juta orang tersebut menuju ke beberapa daerah utama mudik seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan juga Sumatera.
"Dari catatan yang telah kami peroleh dari posko monitoring Kemenhub sudah tercatat lebih dari 1,5 juta orang keluar dari Jabodetabek, perlu diingat masa peniadaan mudik itu mulai 6 Mei, sehingga data tadi 6-11 Mei," kata Adita dalam konferensi pers virtual bertajuk Antisipasi Mobilitas Penduduk PascaIdul Fitri, Kamis (13/5).
Adita mengungkapkan, untuk perjalanan ke Sumatra, tercatat melalui pintu Lampung dengan menggunakan perjalanan darat atau penyeberangan. Karena itu, untuk mengantipasi lonjakan kasus dari keluarnya 1,5 juta orang tersebut, Kemenhub berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19, TNI/Polri dan Pemerintah Daerah akan melakukan random tes kepada para pengguna angkutan jalan tersebut.
"Antisipasi perjalanan pascalebaran, karena tadi ada 1,5 juta orang keluar dari Jabodetabek, kita lakukan langkah antisipasi, meningkatkan random tes kepada para pengguna angkutan jalan baik roda dua maupun kendaraan roda empat yang nanti menggunakan berbagai akses jalan baik tol maupun arteri," kata dia.
Namun demikian, Kemenhub juga mencatat terjadi penurunan siginifikan aktifitas perjalanan menggunakan transportasi umum di masa 6-11 Mei. Dia mengatakan, untuk angkutan jalan penurunan sekitar 86 persen jika dibandingkan pada masa pengetatan persyaratan perjalanan.
Adita mengatakan, ini menandakan di masa peniadaan mudik, banyak masyarakat yang mematuhi ketentuan larangan mudik. Hal ini sejalan dengan penurunan siginifikan dari aktifitas perjalanan.