Selasa 11 May 2021 17:10 WIB

Komnas KIPI Periksa Efek Pembekuan Darah dan Kecemasan

Pemerintah belum putuskan menarik AstraZeneca meski Trio meninggal pascavaksinasi.

Vaksin AstraZeneca. Seorang pemuda di Jakarta meninggal satu hari setelah menerima suntikan vaksin AstraZeneca.
Foto:

Sebelumnya diberitakan, seorang pria bernama Trio Fauqi Virdaus (22 tahun) meninggal dunia, Kamis (6/5). Pemuda yang tinggal di Duren Sawit, Jakarta Timur, sehari sebelum meninggal baru saja menerima suntikan vaksin Covid-19.

Kakak Trio, Viki menceritakan, adiknya mendapat suntikan vaksin pada Rabu (5/5). Lalu Trio tiba di kediamannya pada Rabu sore. Trio sempat mengeluhkan tidak enak badan kepada keluarga seusai divaksinasi Covid-19.

Kondisi kesehatan Trio bukannya semakin membaik pada Rabu malam. Semakin waktu berjalan, Trio mengalami demam tinggi yang tak kunjung turun. Trio juga mengeluhkan sakit di bagian kepala. Viki menyebut ibunya sempat menganjurkan Trio supaya lekas pergi ke dokter atau minum obat penurun panas.

"Adik saya tidak mau dibawa ke dokter karena merasa takut. Adik saya khawatir kenapa-kenapa kalau minum obat padahal baru divaksin," kata Viki kepada Republika, Senin (10/5).

Namun, lantaran rasa sakit tak segera hilang, Viki mendapati adiknya akhirnya berusaha ke dokter pada Rabu malam. Trio rencananya akan ditemani kawannya ketika ke dokter.

"Awalnya maunya diantar Vika, kakak almarhum juga, yang berhalangan saat itu. Akhirnya diantar kawannya ke klinik, tapi pas sampai di sana sudah tutup," ujar Viki.

Rasa sakit yang dialami Trio terus menjalar. Trio tak lagi sanggup menahan rasa sakitnya pada Kamis (6/5) pagi. Viki mengungkapkan, adiknya sampai harus berteriak lantaran sulit meredam rasa sakit di bagian kepalanya. Demam pada tubuh Trio juga belum reda saat itu bahkan cenderung naik.

"Almarhum adik saya teriak-teriak kepalanya terasa mau pecah. Bahkan sampai ada kejang itu ibu saya lihat. Saya lihat juga tangannya menggenggam, dan napasnya seperti sulit," ujar Viki.

Keluarga lalu berusaha melarikan Trio ke rumah sakit terdekat pada Kamis siang. Sebuah rumah sakit bersalin sayangnya tak sanggup merawat Trio lalu merujuknya ke rumah sakit yang lebih besar. "Sudah dibawa ke rumah sakit lain, tapi apa boleh buat, adik saya ketika diperiksa dokter ternyata sudah meninggal," kata Viki.

 

Kini pihak keluarga menuntut transparansi dari pemerintah soal penyebab meninggalnya Trio usai divaksinasi. Sebab, pihak keluarga masih heran dan bingung dengan alasan meninggalnya Trio. "Harapan kami mendapat kejelasan akan hal ini seterang-terangnya," harap Viki.

Indonesia secara total sudah menerima 6,4 juta dosis vaksin AstraZeneca. Pada Sabtu (8/5), Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, Indonesia kembali menerima batch ketiga vaksin dari jalur multilateral skema kerja sama multilateral pemerintah Indonesia dengan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), dan berbagai pihak internasional lainnya lewat inisiatif Covid-19 Vaccines Global Access (COVAX) Facility.

"Vaksin yang diterima adalah Vaksin AstraZeneca dalam bentuk vaksin jadi yang tiba pada pagi ini sebesar 1.389.600 dosis," ujarnya saat konferensi virtual kedaangan vaksin Covid-19 Tahap 12, Sabtu.

Selain itu, dia melanjutkan, Vaksin AstraZeneca sudah terlebih dahulu tiba sebanyak 55.300 dosis pada 6 Mei 2021 lalu. Dengan demikian, dia melanjutkan, jumlah vaksin batch ketiga yang diterima pada pekan ini dari COVAX facility yaitu sebanyak  1.444.900 dosis vaksin jadi AstraZeneca.

Retno menyebutkan total vaksin AstraZeneca dari jalur COVAX atau multilateral yang telah sampai dan tiba di Indonesia sebanyak 6.410.500 dosis vaksin jadi. "Kemudian jika dihitung keseluruhan dengan ketibaan vaksin pagi hari ini, Indonesia telah mengamankan 75.910.500 dosis vaksin," katanya.

Ia memperinci yaitu Vaksin Sinovac 68.500.000, AstraZeneca dari COVAX sebanyak 6.410.500 dosis, dan Sinopharm sebesar 1 juta dosis. Retni menambahkan, pemerintah sangat memahami bahwa upaya untuk memenuhi komitmen kesetaraan akses vaksin bagi semua negara tidaklah mudah. Ini terlihat dari upaya keras COVAX facility didukung oleh GAVI/WHO, CEPI, dan bermitra dengan UNICEF untuk memenuhi kebutuhan vaksin bagi semua negara.

"Kami apresiasi upaya tersebut. Dari sejak awal pandemi, secara konsisten, Indonesia terus menyuarakan akses vaksin yang setara bagi semua," ujarnya.

Ia menambahkan, Indonesia juga mendukung penghapusan paten vaksin Covid-19 guna mendorong kapasitas produksi dunia terhadap vaksin. Ia menambahkan, sikap ini adalah salah satu bentuk upaya kolaborasi dunia untuk membagi sama rata jalan untuk akses vaksin setara bagi semua. Oleh karena itu, Retno menambahkan, COVAX AMC Engagement Group akan kembali digelar pada 17 Mei mendatang.

"Tujuannya untuk membahas situasi terkini upaya pemenuhan vaksin setara untuk semua negara bersama dengan menkes dunia dan menteri pembangunan internasional dan saya akan memimpin pertemuan itu," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement