Ahad 09 May 2021 05:54 WIB

Bipang Ambawang di Pidato Jokowi, Salah Ketik atau Sengaja?

Istana harus mengklarifikasi pidato Presiden untuk meredam kegaduhan.

Daging babi  (ilustrasi)
Foto:

Oleh : Karta Raharja Ucu, Jurnalis Republika (@kartaraharjaucu)

Okelah, Kemendag secara ksatria mengakui ada kesalahpahaman. Namun, perlu dicatat dalam kasus isi pidato Jokowi yang heboh tersebut, ada tim komunikasi Presiden yang perlu dievaluasi. Perlu dicari tahu siapa yang membuat isi pidato tersebut, dan siapa yang meloloskan hingga di acc. Karena mereka tidak memiliki kepekaan sosial keagamaan, mengingat pidato tersebut disampaikan ketika bulan Ramadhan, menjelang Idul Fitri kepada rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim dan mengharamkan makan babi.

Saya yakin, sebagai seorang Muslim yang taat dan dikenal rajin beribadah, Presiden Jokowi tidak pernah makan makanan yang diharamkan dalam Islam. Tetapi sayangnya kemungkinan Pak Presiden yang tidak sempat mengkoreksi isi teks pidato menimbulkan kegaduhan di masyarakat, khususnya umat Islam.

Tenaga Ahli Utama KSP, atau setidaknya Menteri Sekretaris Negara Praktikno perlu menyampaikan klarifikasi terkait isi pidato tersebut. Jika memang ada kesalahan ada baiknya diakui, apalagi saat ini menjelang akhir Ramadhan dan menyambut Hari Raya Lebaran. Tak perlu lagi klarifikasi pembenaran, karena justru membuat suasana semakin memanas.

Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer atau Noel menyalahkan Menteri Sekretaris Negara Praktikno atas viralnya video ini. Ia pun mendorong agar Pratikno dicopot. "Ini sudah kesekian kalinya. Dari surat-surat, administrasi hingga data sambutan presiden pun bisa salah," kata Noel dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/5/2021). "Yang tidak benar ya Pratikno. Harus dicopot dia. Sudah terlalu lama diberi kesempatan."

Noel mengatakan mestinya data sambutan Presiden di-crosscheck berulang kali. Hal ini untuk meminimalisir kesalahan. "Kalau makanan bipang. Tinggal klik saja di Google sudah keluar itu artinya apa. Jadi ada kelalaian dan kesalahan di Sesneg yang terjadi terus menerus dan berulang kali," ujar Noel.

Permintaan JoMan barang kali terlampau keras dan mustahil dikabulkan. Pasalnya, Mensesneg yang terpilih biasanya adalah seorang profesional, atau orang yang sangat dipercaya presiden. Pratikno yang mantan rektor UGM bisa dibilang saat ini sebagai seorang profesional sekaligus orang yang dipercaya Presiden Jokowi.

Terlepas dari itu, keterangan dari Kemendag dan Ketum JoMan, serta ucapan terima kasih dari akun penjual @bipangambawang, kita bisa simpulkan jika kuliner "Bipang Ambawang dari Kalimantan" adalah Babi Panggang Ambawang dari Kalimantan. Jadi ketika ada yang mulai memainkan narasi untuk membelokkan Bipang bukan Babi Panggang, kita bisa tertawakan.

Salah satunya adalah dua unggahan Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman di akun Twitter pribadinya. Ia juga mengunggah foto Bipang yang merupakan kue dari beras dan gula.

"Ini BIPANG atau JIPANG dari beras. Makanan kesukaan saya sejak kecil hingga sekarang. BIPANG atau JIPANG dari beras ini hit sampai sekarang. Terimakasih ~," tulis Fadjroel.

"Ini Bipang (atau Bepang atau Jipang) yang saya kenal di kampung saya Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Bipang Kalimantan makanan dari beras dengan gula, makanan saya dari kecil hingga sekarang kalau pulang kampung. Idul Fitri 1442 H ini #TidakMudik lagi ~ #BungFADJROEL #Bipang

Di sini kita sedikit luruskan. Pak Presiden Jokowi menyebutkan "Ambawang" yang berada di Pontianak, Kalimantan Barat. Sementara Fadjroel menyebut.....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement