REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari memprediksi pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang akan diramaikan oleh maksimal tiga pasangan calon presiden (capres). Skenario pertama, Presiden Joko Widodo akan berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto melawan kotak kosong.
"Tentunya ini akan terjadi apabila amandemen masa jabatan bisa tiga periode. dan kalau ini terjadi akan melawan kotak kosong, yang tidak bergabung misalnya Demokrat dan PKS itu kursinya hanya 18 persen saja, apalagi kalau nanti PKS mendukung, makin kuat lagi nih Jokowi Prabowo, Demokrat tinggal sendirian," kata Qodari dalam diskusi daring, Sabtu (8/5).
Skenario kedua, pertarungan sengit akan terjadi antara Prabowo Subianto melawan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Peluang Anies besar mengingat berdasarkan survei yang dilakukan beberapa lembaga survei menduduki tiga besar.
"Kenapa Anies? karena Anies surveinya tiga besar dan karena dia gubernur DKI Jakarta maka popularitas Anies ini akan bisa dipertahankaan secara ajeg, ada Covid gak ada covid itu dia akan terus tinggi publikasinya," ujarnya.
Skenario ketiga yaitu Prabowo melawan Anies melawan Ganjar Pranowo. Namun Ganjar masih menghadapi sejumlah tantangan seiring belum berhentinya Covid-19. Ditambah lagi, PDIP terlihat belum tentu memilih Ganjar untuk diusung dalam Pilpres 2024.
"Pada dasarnya saya mengatakan bahwa dari semua skenario itu satu, dua, tiga kalau teman-teman mau tahu yang nomor tiga bisa atau tidak sangat mungkin, karena memang amandemen UUD menyediakan ruang bagi adanya amandemen," ungkapnya.