Rabu 05 May 2021 16:02 WIB

Kementan: Riset Eucalyptus Penangkal Covid-19 Tetap Dilanjut

Dari 700 spesies eucalyptus ada satu spesies terbukti bisa membunuh virus Cpvod-19.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Agus Yulianto
Kepala Badan Litbang Kementrian Pertanian Fadjry Djufry
Foto: kementan
Kepala Badan Litbang Kementrian Pertanian Fadjry Djufry

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, penelitian mengenai eucalyptus untuk menjadi antivirisu dari Covid-19 tetap dilanjutkan. Sejumlah perguruan tinggi digandeng pemerintah untuk ikut melakukan riset bersama guna memperdalam penelitian.

Kepala Balitbangtan Kementan, Fadjry Djufry, mengatakan, penelitian eucalyptus sudah berjalan dalam satu tahun terakhir. Di mana, saat ini produk eucalyptus dalam bentuk roll on, inhaler, dan kalung aromatherapy sudah dipasarkan secara komersial karena telah mendapatkan registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Fajdry menuturkan, saat ini hasil temuan itu masih teregistrasi sebagai produk jamu herbal. Selanjutnya pihak dia akan mempersiapkan uji klinis untuk bisa diklaim menjadi obat herbal terstandar (OHT).

"Setelah itu ada level tertingginya yaitu obat fitofarmaka. Ini akan terus kita lengkapkan dan sempurnakan untuk menjadi produk yang bisa menjadi kebanggaan negara," kata Fajdry dalam Talkshow Satu Tahun Penelitian Eucalyptus di Bogor, Rabu (5/5).

Fajdry menyampaikan, sejauh ini Balitbangtan telah menggandeng tim peneliti dari Universitas Hasanuddin dalam penelitian eucalyptus. Ke depan, pihaknya siap menggandeng Universitas Nasional dan Universitas Indonesia untuk bisa menyempurnakan penelitian.

Bersama dengan Universitas Hasanuddin, pihaknya telah melakukan uji tokisistas temuan Balitbangtan Kementan kepada hewan. "Alhamdulillah kita bisa lewati ini dan selesai, namun pasti dalam setiap riset ada kekurangannya, tapi saya tetap apresiasi yang dilakukan para peneliti," ujar dia.

Temuan eucalyptus menjadi prototipe antivirus Covid-19 disampaikan ke publik pada Mei 2020 lalu. Meski sempat menjadi polemik, Balitbangtan tetap melakukan penelitian dan menggandeng sejumlah perguruan tinggi serta industri untuk pengembangan lebih lanjut.

Fadjry menerangkan, dari sekitar 700 spesies eucalyptus di dunia, ada satu spesies yang terbukti bisa membunuh virus corona. Adapun, Balitbangtan telah memiliki empat model virus corona yakni alpha, beta, delta dan gamma.

Covid-19 yang menjadi wabah dunia masuk dalam golongan beta corona. Hasil penelitian saat itu menunjukkan adanya efektivitas dari eucalyptus untuk membunuh beta corona.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement