Selasa 04 May 2021 05:37 WIB

Seandainya Jadi Nadiem Saya Langsung Sungkem ke Mbah Hasyim

Nama KH Hasyim Asyari hilang dari buku kamus sejarah Indonesia buatan Kemendikbud.

KH Hasyim Asy
Foto:

Dan kemarin pun Munarman ditangkap Densus dengan alasan terkait kegiatan radikalisme dan terorisme. Apa pun alasannya, memang kita faham bahwa isu radikalisme ini memang cukup naik daun beberapa bulan terakhir ini.

Dan kita semua paham bahwa salah satu ‘peredam’ radikalisme ini ya NU. Mengapa? Karena Mbah Hasyim inilah yang sejak awal kelahiran Nahdlatul Ulama, selalu mengingatkan bahwa kecintaan kita kepada Islam harus dibarengi dengan kecintaan kita pada Indonesia.

Kalau saya menjadi Nadiem, saat saya silaturahim ke Tebuireng, pasti akan langsung mampir ke Museum Keislaman Hasyim Asyari (MKHA), yang digagas bersama Gus Sholah dan Mendikbud Muhadjir.

Betapa tidak?

MKHA ini sangat unik karena adalah satu-satunya museum di Indonesia yang mengangkat sejarah masuknya Islam di Indonesia. Di museum ini kita bisa melihat bahwa Islam masuk Indonesia melalui kebudayaan di tanah Sumatra, Jawa dan beberapa tempat lainnya. Juga tentang kisah Walisongo.

Itulah mengapa, pada Selasa 18 Desember 2018, Presiden Jokowi meresmikan Museum

Indonesia Hasyim Asy'ari. Tapi uniknya, museum yang sudah diresmikan 2018 lalu itu hingga sekarang masih juga belum rampung penyelesaiannya. Mungkin karena waktu itu diresmikannya terburu-buru.

Seandainya saya menjadi Nadiem, saya akan segera melakukan pendekatan dengan cara kultural khas NU. Bukan saja dengan topik hilangnya nama Mbah Hasyim, tetapi justru sekaligus bicara tentang Islam di Indonesia. Islam yang ramah bukan yang marah-marah.

Islam yang rahmatan lil alamin. Yang kesemuanya ada di dalam Museum Hasyim Asyari, yang kebetulan hingga saat ini belum juga rampung.

Dalam rangka menciptakan sejarah yang berubah menunju ihdinas shiratol mustaqim,

memerlukan petunjuk. Karena itu, diperintahkan wal tandhur nafsun ma qaddamat li ghad (perhatikan sejarahmu, untuk masa depanmu) (Qs:59:18).

Sejarah memberikan mauizhah (pelajaran) yang membuat umat Islam sadar sebagai aktor sejarah untuk menciptakan sejarah yang benar. (QS 11:120.)

Selamat berpuasa dan beribadah Ramadhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement