REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Habib Rizieq Shihab mengakui bahwa acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Petamburan pada November lalu, menyebabkan timbulnya kerumunan. Namun, hal itu ditegaskannya diluar kontrol panitia dan dirinya.
"Sejak sebelum pelaksanaan, saya tekankan pada semua panitia untuk ikuti prokes 3M, selalu saya ingatkan dan ingatkan," ujarnya di persidangan PN Jakarta Timur, Senin (3/5).
Bahkan, sebelum naik ke panggung untuk mengisi acara maulid, dirinya juga kembali mengingatkan kepada panitia menyoal laporan terkait protokol kesehatan. Berdasarkan pemaparan panitia saat itu, kata HRS, hingga menjelang Maghrib kondisi prokes 3M masih terkendali.
Namun demikian, saat melakukan pujian kepada Nabi Muhammad SAW, para hadirin yang awalnya menjaga jarak, berdiri dan memilih maju mengisi ruang kosong. Alhasil, pelanggaran protokol kesehatan saat itu diakuinya mulai terjadi.
"Padahal sebelumnya tertib dan mengenakan prokes. Saat selesai itu, mereka langsung duduk di tempat baru itu," kata HRS.
Melihat kondisi itu, HRS menyatakan langsung mengumumkan kepada hadirin untuk tetap menjaga jarak. Dia mengingat, juga sempat menyampaikan kepada panitia untuk tidak melanjutkan acaranya hingga tengah malam, dan membubarkan acara.
"Itu menjelang akad nikah anak saya, doa ijab qabul hanya 10 menit saja," ucapnya.
Kondisi kerumunan diakuinya masih ada hingga sambutan tokoh, pejabat seperti Wagub, hingga ulama. Akhirnya, acara tersebut diklaim HRS terpaksa dibubarkan dengan bantuan panitia. Padahal, jika menilik acara maulid sebelumnya, HRS mengaku selalu mengadakannya hingga subuh, dengan tujuan tidak terlewat waktu shalat shubuh.
"Tapi, kali itu kami akui ada kerumunan dan pelanggaran prokes, tanpa niat panitia, walaupun saya marah ke panitia setelahnya," katanya.