REPUBLIKA.CO.ID, oleh Silvy Dian Setiawan, Febrianto Adi Saputro, Fernan Rahadi, Nawir Arsyad Akbar
Mantan ketua MPR Amien Rais mendeklarasikan Partai Ummat, Kamis (29/4), di Yogyakarta. Deklarasi dilakukan secara virtual melalui kanal Youtube Amien Rais Official pukul 13.00 WIB.
"Atas nama para pendiri, para pimpinan, para kader, dan anggota Partai Ummat pada 17 Ramadhan 1442 Hijriyah bertepatan dengan 29 April 2021 Masehi, bismillahirrahmanirrahim saya deklarasikan kelahiran Partai Ummat di persada bumi pertiwi Indonesia yang kita cintai bersama," kata Amien Rais yang merupakan ketua Majelis Syuro Partai Ummat tersebut, Kamis (29/4).
Sebagai partai baru, Amien Rais menyebut bersedia untuk bekerja melawan kezaliman di Indonesia. Selain itu, kata dia, Partai Ummat juga bersedia berkorban untuk menegakkan keadilan.
"Kami Partai Ummat bersama anak bangsa lainnya insya Allah akan berjuang dan berkorban apa saja untuk melawan kezaliman dan menegakkan keadilan," ujarnya.
Walaupun begitu, ia sadar bahwa hal tersebut tidak mudah dilakukan. Untuk itu, Amien Rais menegaskan, perlu adanya kesabaran, ketekunan, dan ketangguhan dari seluruh kader partai untuk dapat mewujudkan hal tersebut.
"Kami yakin seluruh mekanisme demokrasi kita dan konstitusi kita lebih dari cukup untuk melakukan perbaikan dan kehidupan nasional. Sehingga, kita tidak perlu cara-cara ekstraparlementer dan cara-cara ekstrakonstitusional," katanya menjelaskan.
Sekretaris Majelis Syuro Partai Ummat, Ansufri Idrus Sambo, memaparkan pengurus inti Majelis Syuro Partai Ummat. Posisi Wakil Ketua I dijabat MS Kaban, Wakil Ketua II Thalib Sagaf Aldjufri, dan Sekretaris Majelis Syuro Partai Umat dijabat Ansufri Idrus Sambo. Kemudian, jabatan Ketua Umum Partai Ummat diisi oleh menantu Amien Rais, Ridho Rahmadi.
"Sekretaris Jenderal Ahmad Muhajir Sodruddin, Bendahara Umum Benny Suharto, Wakil Ketua Umum I Agung Mozin, Wakil Ketua Umum II Sugeng, Wakil Ketua Umum II Chandra Tirta Wijaya," ujarnya.
Pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Nyarwi Ahmad, menilai Partai Ummat tidak bisa diremehkan karena dideklarasikan oleh para tokoh. "Salah satunya Amien Rais yang memiliki sejarah panjang di kancah perpolitikan Indonesia, terutama sebagai pendiri PAN," ujarnya.
Hal yang jadi pertanyaan, kata Nyarwi, adalah waktu dan situasi perpolitikan di Tanah Air saat ini sudah berubah. Jika dulu, Amien Rais dikenal selain dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah, cendekiawan Muslim, dan juga tokoh reformasi, saat ini terutama pasca-2014, Amien lebih dikenal publik sebagai sosok yang berbeda.
"Amien saat ini lebih dikenal sebagai tokoh Islam yang cukup keras menentang mereka yang berada di lingkaran kekuasaan, kritikus tajam, serta tokoh yang mengadvokasi isu-isu keislaman secara luar biasa dengan retorika-retorika yang cukup menarik," ujar Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) itu.
Dengan basis ideologi Islam, Partai Ummat memiliki potensi untuk tumbuh besar. Apalagi, struktur partai ini dinilai mirip dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memiliki kekuatan pada majelis syuronya. "Tetapi, sekali lagi mengelola partai tidak cukup dengan ideologi dan tokoh, namun juga dengan sumber daya. Pertanyaannya, seberapa dukungan publik dan dukungan elite terkait sumber daya ini terhadap Partai Ummat," ujar Nyarwi.
Selain terkait sumber daya, menurut Nyarwi, Partai Ummat juga memiliki tantangan bagaimana agar publik tidak beranggapan bahwa partai ini merupakan partai yang mengedepankan dinasti politik. Apalagi, santer diisukan sang menantu Amien Rais, Ridho Rahmadi, akan menjadi ketua umum partai baru tersebut. "Jangan sampai terkesan partai ini seperti milik keluarga," kata Nyarwi.