REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan bahwa KRI Nanggala-402 tenggelam berdasarkan penemuan tumpahan minyak dan serpihan yang diyakini merupakan komponen kapal selam tersebut.
“TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti autentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala,” kata Hadi melalui konferensi pers virtual pada Sabtu.
Serpihan yang ditemukan, antara lain, berupa botol berisi pelumas untuk periskop, tabung torpedo, serta pembungkus pipa pendingin.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan, pencarian terhadap KRI Nanggala masih berlangsung, tetapi TNI belum bisa memastikan kondisi anak buah kapal (ABK).
“Kami tidak bisa menduga seperti apa kondisi mereka karena tidak ada bukti serpihan apa pun dari mereka,” kata Yudo.
Meski demikian, dia menuturkan stok oksigen (live support) yang tersedia di KRI ini telah mencapai batas akhir selama 72 jam pada Sabtu dini hari.
Yudo melanjutkan, KRI Nanggala yang membawa 53 orang awak ini berada pada kedalaman 850 meter. KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali pada Rabu dini hari ketika latihan penembakan torpedo.
Kapal selam ini dibuat di Howaldtswerke Deutsche Werft (HDW) Jerman pada 1977 dan bergabung dengan TNI Angkatan Laut pada 1981.