REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono, menggelar bukti-bukti otentik dari tenggelamnya kapal perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402. Beberapa barang bukti tersebut, menjadi petunjuk untuk menetapkan KRI Nanggala-402 kini berada pada fase subsunk.
"Diyakini merupakan bagian atau komponen yang melekat di dalam kapal selam, dan ini tak akan terangkat apabila tidak ada tekanan dari luar atau terjadi keretakan di peluncur torpedo," jelas Yudo dalam konferensi pers operasi pencarian KRI Nanggala-402 di Bali, Sabtu (24/4).
Dia pada kesempatan itu menggelar bukti-bukti otentik yang diyakini milik KRI Nanggala-402. Beberapa bukti yang digelar, yakni tumpahan solar, spons penahan panas, pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, pelumas naik-turunnya periskop kapal selam, dan alas yang biasa digunakan ABK untuk sholat.
Yudo menerangkan, barang-barang yang ditemukan itu dinyatakan otentik milik KRI Nanggala-402 karena barang-barang tersebut tidak dimiliki oleh kapal lain. Selain itu, sepanjang pencarian dilakukan di sekitar radius 10 mil dari lokasi tidak ada kapal lain yang melintas.
"Dan dari para saksi ahli dalam hal ini adalah mantan-mantan ABK KRI Nanggala dan komunitas kapal selam ini diyakini barang-barang milik KRI Nanggala," kata dia.
Sebelumnya, Yudo telah menyatakan meningkatkan prosedur submiss KRI Nanggala-402 ke fase subsunk. Itu dilakukan setelah ditemukan bukti-bukti otentik kapal selam tersebut tenggelam.
"Dengan adanya bukti-bukti otentik yang kini diyakini milik KRI Nanggala, sehingga pada saat ini kita isyaratkan untuk dari submiss kita tingkatkan menuju fase subsunk," ujar Yudo.
Prosedur subsunk diberlakukan setelah kapal selam dinyatakan tenggelam. Yudo menjelaskan, pada fase subsunk ini pihaknya menyiapkan keperluan untuk melakukan evakuasi medis terhadap ABK yang kemungkinan masih selamat. Di samping itu, tim SAR gabungan masih terus meyakinkan kontak-kontak yang didapatkan.
"Dengan pernyataan ini, dari submiss ke subsunk saya selaku pemimpin TNI AL dan atas nama seluruh prajurit angkatan laut turut prihatin, khususnya kepada warga Hiu Kencana atas kejaidan yang tidak kita harapkan," tutur Yudo.