REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumatra Barat Jasman Rizal mengatakan penambahan kasus positif covid-19 di Sumbar hari ini, Rabu (21/4) mencapai angka tertinggi. Yakni 514 orang.
Angka kasus positif ini didapatkan usai pemeriksaan sebanyak 2.439 sampel swab oleh Tim Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso."Ini kondisi terburuk kita saat ini," kata Jasman.
514 warga Sumbar yang dinyatakan positif covid hari ini berasal dari Kota Padang 269 orang, Kota Padang Panjang 5 orang, Kota Bukittinggi 8 orang, Kota Payakumbuah 13 orang, Kota Solok 28 orang, Kota Sawahlunto 23 orang, Kota Pariaman 9 orang, Kabupaten Pasaman 3 orang, Kabupaten Padang Pariaman 9 orang, Kabupaten Agam 63 orang, Kabupaten Limapuluh Kota 15 orang, Kabupaten Solok 20 orang, Kabupaten Tanah Datar 13 orang, Kabupaten Pesisir Selatan 6 orang, Kabupaten Kep. Mentawai 5 orang, Kabupaten Pasaman Barat 8 orang, dan Kabupaten Solok Selatan 17 orang.
Sementara tambahan pasien sembuh hari ini ada 106 orang. Yang berasal dari Kota Padang 48 orang, Kota Bukittinggi 2 orang, Kota Solok 6 orang, Kota Sawahlunto 1 orang, Kota Pariaman 3 orang, Kabupaten Padang Pariaman 5 orang, Kabupaten Agam 6 orang, Kabupaten Limapuluh Kota 13 orang, Kabupaten Solok 12 orang, Kabupaten Tanah Datar 6 orang, Kabupaten Kep. Mentawai 2 orang, Kabupaten Pasaman Barat 1 orang, dan Kabupaten Dharmasraya 1 orang.
Kemudian kata Jasman juga ada konfirmasi 8 orang pasien covid-19 di Sumbar hari ini meninggal dunia. Mereka berasal dari Kota Padang 3 orang, Kota Payakumbuh 1 orang, Kabupaten Agam 3 orang, dan Kabupaten Tanah Datar 1 orang.
Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dr Andani Eka Putra mengatakan saat ini Sumatra Barat berada dalam kondisi terburuk sejak era pandemi. Andani menyarankan kepada Pemda untuk mempertimbangkan beberapa hal demi menekan angka penularan covid.
Seperti melarang buka bersama atau buka bersama dengan protokol kesehatan yang ketat. Andani juga menyarankan Pemda untuk mempertimbangkan kegiatan pesantren Ramadhan yang mengumpulkan anak-anak pelajar dan pengawasan saat shalat tarawih.
Kemudian Andani menyarankan supaya memberikan sanksi untuk mall dabn fasiilitas umum yang menerima kunjungan tanpa protokol kesehatan."Perlu juga untuk mempertimbangkan work from home untuk kantor pemerintah hingga lebaran," ujar Andani.
Andani juga meminta Pemda agar melakukan pengawasan terhadap pendatang. Terlebih akan ada potensi pemudik yang nekat menerobos walau sudah dilarang pemerintah.
Andani berharap Pemda kembali memperkuat rumah sakit yang menjadi benteng terakhir."Screening PCR ketat, di bandara dan daerah-daerah. Peningkatan tracing kontak erat, dan rumah sakit sebagai benteng terakhir harus bersiap dengan segala kemungkinan terjadi," kata Andani menambahkan.