Senin 19 Apr 2021 14:30 WIB

Hasil Studi di Chile Menjawab Keraguan Dunia Atas Sinovac

Studi terhadap 10,5 juta penerima Sinovac menunjukkan angka efektivitas 67-85 persen.

Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin Covid-19 Sinovac selama program vaksinasi selama Ramadan di Banda Aceh, Rabu (14/4). Hasil studi di Chile menyatakan efektivitas Sinovac berada pada angka 67 sampai 85 persen.
Foto:

Juru Bicara dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Iris Rengganis mengatakan, vaksin buatan China masih layak digunakan. Karena, menurutnya, efikasi vaksin buatan China seperti Sinovac, masih di atas ambang batas yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia, WHO.

"Pokoknya WHO mengumumkan efikasi 50 persen minimal. Jadi apa pun yang di atas 50 persen itu layak. Yang penting dia aman," kata Ketua Tim Advokasi Pelaksanaan Vaksinasi sekaligus Juru Bicara dari PB IDI Iris Rengganis dalam keterangan pers diterima, di Jakarta, Rabu, pekan lalu.

Menurut dia, uji coba maupun uji klinis vaksin Sinovac sudah dilakukan. Ia menyebut, di Brasil hasil uji menunjukkan angka 50,4 atau 50,3 persen untuk Sinovac.

"Karena kita butuh di masa pandemi, jadi kita tidak terlalu lihat merek lagi saat ini," kata dia.

Yang terpenting, kata dia lagi, vaksinnya tersedia dan aman. Soal efektivitas, menurut dia, tidak perlu menjadi persoalan yang sampai diributkan.

"Nanti masalah efektivitas kan sambil berjalan. Kalau perlu nanti diulang, jadi enggak perlu diributkan. Yang penting dari WHO bisa lolos efikasinya. Segala penelitian kita lihat efektivitas vaksin," katanya pula.

Pada Ahad (18/4), sebanyak 6 juta dosis bulk vaksin Coronavac kembali diterima pemerintah Indonesia dari Sinovac Biotech, China. Jutaan dosis bahan baku vaksin Covid-19 tersebut tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Ahad siang.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, sebanyak 6 juta dosis bulk vaksin tersebut merupakan bagian dari komitmen pengiriman sebanyak 140 juta bulk vaksin yang akan dikirim Sinovac sepanjang 2021 ini. Per Ahad (18/4), Indonesia sudah menerima total 59,5 juta dosis bulk vaksin Covid-19 dari Sinovac. Dari angka tersebut, Bio Farma akan memproduksi sebanyak 47 dosis vaksin jadi.

"Sampai saat ini ada 22 juta dosis dari 47 juta (dosis) yang masuk yang sudah kita terima dan sudah kita distribusikan ke seluruh daerah," kata Budi dalam keterangan pers di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Ahad (18/4).

Dalam 1 bulan ke depan hingga Mei 2021, PT Bio Farma ditargetkan sanggup memproduksi sekitar 20 juta dosis Coronavac yang siap didistribusikan ke seluruh Indonesia.

"Kita harap program vaksinasi untuk seluruh provinsi dan kabupaten kota berjalan untuk periode April-Mei dengan lancar," kata Menkes.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, perusahaan telah melakukan produksi 33 juta dosis vaksin Covid-19 hingga Jumat (16/4). Bambang menyebut, Bio Farma telah mendistribusikan 20 juta dosis dari vaksin yang sudah jadi tersebut.

"Ini di luar vaksin jadi CoronaVac yang didistribusikan di awal sebanyak 3 juta dosis dengan stok yang sudah rilis sekitar 2 juta dosis, sisanya mash menunggu rilis," ujar Bambang saat dihubungi Republika di Jakarta, Jumat (16/4).

Menurut Bambang, Bio Farma masih terus memproduksi vaksin Covid-19 dari bulk atau bahan baku vaksin yang sudah ada untuk meningkatkan stok vaksin Covid-19. Bambang mengatakan Bio Farma telah menerima 53,5 juta dosis bahan baku vaksin.

"Ditargetkan akan menghasilkan sekitar 43 juta dosis diperkirakan selesai 24 April 2021. Yang baru dibuat hingga saat ini sebanyak 33 juta dosis," ucap Bambang.

photo
Infografis 15 Juta Bahan Baku Sinovac Tiba di Indonesia - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement