REPUBLIKA.CO.ID, oleh Puti Almas, Sapto Andika Candra, Muhammad Nursyamsi, Antara
Chile sebagai salah satu negara tercepat dalam hal capaian vaksinasi Covid-19 baru-baru ini merilis data penting terkait tingkat efektivitas dan kemanjuran Sinovac. Vaksin buatan China itu seperti diketahui saat ini juga digunakan secara masif di Indonesia.
Studi terbaru yang dilakukan di Chile menemukan bahwa vaksin Sinovac memiliki efektivitas hingga 67 persen dalam mencegah infeksi simptomatik atau kasus penyakit dengan gejala. Sementara, efektivitas dalam mencegah infeksi bergejala menengah yang membutuhkan perawatan di rumah sakit mencapai hingga 85 persen dan 80 persen dalam mencegah kematian.
Pemerintah Chile menyatakan, data dari studi ini seharusnya membuktikan efek keberhasilan vaksin secara lebih luas. Wakil Menteri Perdagangan Chile Rodrigo Yanez mengatakan bahwa negaranya telah membuat langkat tepat.
“Ini adalah game changer untuk vaksin dari Sinovac dan saya pikir itu meratifikasi cukup grafis diskusi tentang kemanjurannya," ujar Yanez dalam sebuah wawancara dikutip Reuters, Sabtu (17/4).
Hasil studi di Chile adalah yang pertama di luar data-data uji klinis yang mencakup jumlah penerima Sinovac mencapai 10,5 juta orang. Mereka yang diamati oleh peneliti adalah orang-orang yang terlibat dalam sistem kesehatan masyarakat antara 2 Februari hingga 1 April.
Penulis studi menekankan, hasil studi dalam hal perlindungan yang lebih rendah terhadap kematian dibandingkan dengan hasil uji klinis harus dipertimbangkan dengan latar belakang pandemi gelombang kedua yang lebih ganas. Perlindungan terhadap virus jauh lebih tinggi 14 hari setelah vaksin dosis kedua diberikan.
In Picture: Enam Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba dari Beijing
Rafael Araos, pejabat kesehatan masyarakat Chile yang mempresentasikan penelitian tersebut mengatakan laporan tersebut tidak secara khusus melihat bagaimana vaksin itu berdiri untuk varian lain dari virus corona baru, termasuk mutan P1 yang pertama kali diidentifikasi di Brasil.
"Penelitian dilakukan selama periode sirkulasi virus yang tinggi, termasuk variannya. Jadi, hasil ini positif dalam masing-masing keadaan, dengan atau tanpa varian,” kata Araos menjelaskan.
Stok vaksin Sinovac di Chile pun sejauh ini dilaporkan menipis, dengan total pasokan yang disepakati mencapai sebesar 14,2 juta dan akan dikirimkan sepenuhnya pada akhir Mei mendatang. Pemerintah Chile tengah merundingkan tambahan empat juta dosis vaksin dan untuk saat ini negara itu akan beralih menggunakan vaksin dari Pfizer - BioNTech.
Chile salah satu dari sedikit negara, termasuk Inggris dan Israel, yang menggeber program vaksinasi demi mengumpulkan data tentang seberapa efektif vaksin berada di luar uji klinis terkontrol dan ketika dihadapkan pada variabel yang tidak dapat diprediksi di masyarakat. Studi yang dilakukan Israel tentang efektivitas vaksin Pfizer menunjukkan hasil diantara 1,2 juta orang, campuran dari mereka yang menerima vaksin dan tidak.
Baca juga : Vaksin Sinovac 67 Persen Efektif Cegah Kasus Simptomatik
Sementara, percobaan yang dilakukan sebelumnya di Brasil telah menunjukkan kemanjuran obat dalam mencegah infeksi simptomatik hanya di atas 50 persen. Meski demikian, ini menunjukkan kemanjuran yang jauh lebih tinggi dalam mencegah kasus yang membutuhkan rawat inap dan berat.
Indonesia menjadi salah satu negara yang memberi persetujuan penggunaan darurat vaksin Sinovac berdasarkan data sementara yang menunjukkan efektivitas 65 persen. Sementara, dalam uji coba di Turki, terlihat bahwa kemanjuran dalam mencegah infeksi simptomatik sebesar 83,5 persen dan 100 persen dalam mencegah penyakit dengan gejala parah dan membutuhkan rawat inap.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pekan lalu mengungkapkan bahwa vaksin Covid-19 Sinovac segera mengantongi daftar penggunaan darurat atau EUL (Emergency Use Listing) pada Mei 2021. Pernyataan satgas ini merespons kekhawatiran masyarakat yang muncul karena ternyata vaksin Sinovac belum mendapat EUL dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Berdasarkan status EUL, vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia, yang sudah dapatkan EUA per 14 April 2021 diketahui bahwa vaksin AstraZeneca telah proleh EUL sejak Februari 2021. Sedangkan, vaksin Sinovac telah ikuti prosedur pengurusan EUL dan prediksi pemberian EUL pada akhir Mei 2021," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Kamis (15/4).