REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta proses identifikasi, pendataan, dan validasi rumah rusak akibat gempa di Kabupaten Malang dilakukan dengan cepat. Kegiatan untuk mengkategorikan rumah rusak berat, sedang, dan ringan tersebut dapat diselesaikan dalam waktu satu pekan. Termasuk pendataan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang rusak terdampak gempa.
Khofifah menyatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Kepala BNPB, Doni Monardo. Dimana pemerintah pusat berjanji akan memberi stimulan untuk warga yang rumahnya terdampak gempa. Besarannya, untuk rumah yang kategori rusak berat sebesar Rp. 50 juta, rusak sedang Rp. 24 juta, dan rusak ringan Rp. 10 juta.
"Jadi selama proses menunggu ini kami minta proses identifikasi dan validasi ini selesai dalam waktu sepekan untuk selanjutnya kita sampaikan ke BNPB data-datanya,” kata Khofifah, Rabu (14/4).
Khofifah juga meminta agar proses identifikasi dan validasi yang dilakukan segera disebarluaskan dan diumumkan kepada masyarakat. Baik melalui pengumuman yang ditempel di Balai Desa, sampai dengan RT/ RW. Hal ini dilakukan supaya masyarakat yang rumahnya terdampak gempa dapat melakukan konfirmasi, untuk selanjutnya dilakukan penmeriksaan.
“Apakah kategori kerusakannya seperti hasil validasi atau tidak, masyarakat bisa mengecek sendiri apakah benar rumahnya masuk kategori ringan, sedang, atau berat. Supaya kita dapat meneruskan ke BNPB data yang sudah final sehingga harapannya dapat segera diproses bantuannya,” ujarnya.
Khofifah mengatakan, dalam penanganan dampak gempa tersebut, koordinasi dan sinergi perlu terus dilakukan berbagai pihak untuk mempercepat penanganan termasuk recovery dan rekonstruksi. Khofifah menyatakan, pihaknya telah menjalin koordinasi dengan jajaran TNI dan Polri.
"Dimana nanti aparat TNI dan Polri akan dimaksimalkan untuk membantu percepatan pelaksanaan pembangunan, utamanya bagi rumah yang rusak berat," kata Khofifah.