Selasa 13 Apr 2021 22:13 WIB

BMKG Ingatkan Bahaya Bencana Hidrometeorologi Saat Pancaroba

Masyarakat dan pemangku kepentingan diingatkan perlu mewaspadai cuaca ekstrem.

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjuk peta sebaran awan dan potensi hujan hasil penginderaan Satelit Palapa C2. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjuk peta sebaran awan dan potensi hujan hasil penginderaan Satelit Palapa C2. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan ancaman bahaya bencana hidrometeorologi saat musim pancaroba. Yakni pada periode April dan Mei 2021.

"BMKG mengingatkan kembali bahwa pada periode April dan Mei 2021 merupakan masa peralihan atau pancaroba," ujar Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molledi Manado, Selasa (13/4).

Potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus (CB) juga masih perlu diwaspadai di masa pancaroba yang dapat mengakibatkan kondisi ekstrem. Cuaca yang dapat terjadi pada periode peralihan yaitu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi yang singkat dan disertai angin kencang.

Kondisi tersebut dapat disertai dengan fenomena hujan es dan puting beliung pada kondisi atmosfer lokal yang sangat labil. Pada masa peralihan, lanjut dia, perubahan cuaca signifikan menjadi cuaca buruk akan sering terjadi pada siang hingga malam hari.

"Masyarakat dan pemangku kepentingan perlu mewaspadai kondisi cuaca ekstrem pada periode bibit siklon tropis 94W yang dapat menimbulkan kerugian terhadap aktivitas penerbangan maupun masyarakat secara umum," jelasnya.

Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor diimbau lebih meningkatkan kewaspadaan, serta dapat memantau informasi peringatan dini cuaca ekstrem dan prakiraan cuaca dari Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado.

BMKG memantau adanya bibit siklon tropis 94W di Samudera Pasifik, Utara Papua. Kondisi atmosfer di wilayah Sulut terdapat pembentukan area pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi).

"Kondisi ini menyebabkan adanya peningkatan pertumbuhan awan hujan sehingga terjadi hujan sedang hingga lebat pada siang hingga sore hari disertai angin kencang dengan kecepatan maksimum mencapai 32 knot atau 60 kilometer per jam," ujarnya.

Kondisi cuaca pada sepekan ke depan, kata dia, diperkirakan didominasi hujan ringan hingga sedang di sebagian besar Sulut, dan beberapa wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat dan angin kencang. "Kondisi tersebut dipengaruhi adanya bibit siklon tropis 94W," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement