Selasa 13 Apr 2021 23:25 WIB

Kisah Jurnalis yang Juga Jadi Relawan di Bencana NTT

Dengan gerakan sosial, Yasir mampu menggalang dana hingga Rp 80 juta untuk korban.

Reporter televisi, Yasir Neneama meliput langsung bencana yang terjadi di kampung halamannya, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Foto: Dokumentasi pribadi
Reporter televisi, Yasir Neneama meliput langsung bencana yang terjadi di kampung halamannya, Nusa Tenggara Timur (NTT).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Melakukan tugas peliputan di lokasi bencana di Adonara NTT, tak lantas membuat jurnalis televisi, Yasir Neneama tidak bisa membantu para korban bencana. Yasir Neneama justru melakukan keduanya  secara bersamaan yaitu menjadi wartawan dan relawan.

Melalui gerakan sosial Bumiadonara dan Terasbaca Ilenapo, Yasir menggalang dana untuk korban bencana akibat badai seroja di Pulau Adonara NTT. Yasir memanfaatkan media sosial dan beberapa relasinya untuk mengumpulkan dana.

Terlebih lagi Pulau Adonara adalah kampung halaman yasir, sehingga ia tahu betul bagaimana kondisi para korban bencana ini. “Saya ditugaskan oleh kantor untuk meliput bencana di adonara. Jadi moment ini saya manfaatkan juga untuk ikut berbagi dan membantu korban bencana di sini. Alhamdulillah dana yang terkumpul hampir Rp 80 juta,” ujar Yasir Neneama, Selasa (13/4).

Dana yang dikumpulkan digunakan untuk bantuan sembako dan kebutuhan hidup para pengungsi. Tidak hanya itu Yasir bersama teman teman relawan dari Bumiadonara dan Terasbeca Ilenapo juga memberikan trauma healing, peralatan pendidikan dan uang santunan untuk anak anak pengungsi di Adonara, NTT.

Tidak hanya itu, melalui peliputan atau laporan langsung dari adonara, Yasir juga kerap menyampaikan apa saja kebutuhan pengungsi yang kurang dan belum tercukupi dengan harapan ada donatur yang akan membantu.

“Alhamdulillah, saat live report selalu infokan kekurangan MCK dan air bersih, dan ada donatur dari komunitas sepeda yang akhirnya berdonasi untuk pembangunan MCK darurat dan air bersih,” ujar yasir.

Setelah bencana di Adonara NTT, masih banyak perbaikan yang harus dilakukan oleh semua pihak seperti perbaikan rumah warga infrastruktur serta penanganan para pengungsi yang masih tinggal diposko pengungsian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement