REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG--Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Audy Joinaldy mengantarkan langsung bantuan dari pemerintah provinsi (pemprov) Sumbar dan masyarakat untuk korban bencana akibat badai siklon tropis Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Jumat (16/4).
Bantuan yang dibawa Audy berupa uang senilai Rp 750 juta dan 1,5 ton rendang siap saji. Bantuan ini diterima langsung oleh Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi (JNS) di ruang kerja Wagub NTT.
"Bantuan tersebut merupakan inisiasi dari seluruh masyarakat dan pemprov Sumatera Barat. Kami melakukan inisiasi setelah mendengar dan menyaksikan lewat berita nasional saudara-saudara kami di NTT tertimpa bencana," kata Audy, melalui siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (17/4).
Audy menyebut Pemprov Sumbar semula menargetkan pengumpulan rendang hanya 1 ton. Tapi ternyata donatur dan penyumbang untuk bencana NTT cukup antusias sehingga berhasil terkumpul rendang sebanyak 1,5 ton.
Audy berharap korban bencana bisa mencicipi makanan Minangkabau sebagai sedikit obat pelipur lara pascabencana. Kini rendang tersebut sudah tiba di kargo bandara El Tari dan siap didistribusikan kepada masyarakat."Bantuan ini juga sebagai bentuk solidaritas sesama saudara sebangsa," ujar Audy.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTT, Josef menyampaikan apresiasi atas perhatian dari masyarakat Sumbar. Josef mengaku beberapa hari lalu mengunjungi Lembata dan Adonara. Masyarakat yang tertimpa bencana di daerah tersebut kata dia masih mengharapkan bantuan logistik.
"Mungkin karena ada keserasian perasaan, kemarin sore saudara-saudara kita di Adonara, minta agar sesekali mereka boleh ganti menu lauk pauk. Puji Tuhan, hari ini saudara-saudara kita dari Sumbar membawa (makanan) rendang. Dalam waktu secepatnya kita akan kirim ke sana, sehingga mereka bisa buka puasa dan makan siang atau malam dengan makanan khas Sumbar ini," ucap Josef.
Tak hanya itu, Josef mengungkapkan bahwa di NTT sangat banyak warga yang berasal dari Sumbar. NTT sudah terkenal dengan julukan Nusa Terindah Toleransi."Di sini juga kami ada perkumpulan Minang. Mereka hidup membaur dengan masyarakat asli di sini," kata Josef menambahkan.