Penurunan mobilitas yang cukup signifikan, kata dia, terjadi pada awal pandemi Covid-19 di Maret 2020. Karena, saat itu semua orang tak beraktivitas.
"Signifikansi pergerakan orang ke pandemik tinggi. Orang 100 persen nurut tak beraktivitas tak mau berkegiatan lainnya," katanya.
Begitu juga, kata dia, saat WFH diberlakukan, mobilitas orang turun sampai sampai ramadhan mencapai 70 persen. Namun, ketika mudik 2020 pergerakan orang turun hanya 13 persen. "Artinya orang ingin mudik karena social behavior," katanya.
Dari hasil penelitian, kata dia, masyarakat yang mudik adalah orang yang punya uang dan mobil. "Jadi yang mudik itu orang kelas menengah atas yang pakai mobil pribadi mereka nularin disana. Jadi bukan yang pakai umum," kata Yayan.
Yayan menilai, saat ini mobilitas masyarakat masih rentan untuk meningkatkan penularan pandemi. Makanya, pemerintah harus memperketat.
"Ada 8 juta orang yang mungkin akan mudik. Saat ini, kebijakan pemerintah semakin mintul karena tak efektif lagi," kata Yayan seraya menyarankan pada pemerintah untuk memperbaharui dan monitoring pengendalian pandemi sambil memperhatikan ekonomi.