REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siklon Seroja di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa hari lalu mengakibatkan korban jiwa dan materil. Tercatat, 124 orang meninggal dunia, 74 orang hilang, 129 orang luka-luka, dan 13.230 orang mengungsi hingga per Rabu (7/4).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati menjelaskan, Siklon Seroja menyebabkan bencana angin kencang, tanah longsor, banjir dan gelombang pasang di NTT. "Dampaknya, 124 jiwa meninggal dunia, 74 orang hilang, 129 orang luka-luka, dan 13.230 orang mengungsi. Data ini hingga 7 April 2021 pukul 12.00 WIB," ujarnya saat konferensi virtual update mengenai dampak Siklon Seroja di NTT, Rabu sore.
Ia memerinci 124 jiwa meninggal dunia di antaranya 67 orang dari Flores Timur, 28 jiwa dari Kabupaten Lembata, 21 jiwa di Kabupaten Alor, tiga jiwa dari Kabupaten Malaka, dua jiwa dari Kabupaten Sabu Raijua, satu jiwa dari Kota Kupang, satu jiwa dari Kabupaten Ende, dan satu jiwa dari Kabupaten Kupang. Kemudian 74 orang hilang berasal dari enam orang dari Flores Timur, 44 orang dari Kabupaten Lembata, dan 24 orang dari Kabupaten Alor.
Selain itu, pihaknya mencatat 129 orang mengalami luka-luka yang berasal dari 54 orang dari Flores Timur. Satu orang dari Kabupaten Ngada, 49 di Kabupaten Lembata, dan 25 di Kabupaten Alor.
Dia menambahkan, seroja juga mengakibatkan 13.230 orang mengungsi. Selain itu, pihaknya mencatat 1.114 rumah mengalami kerusakan yang terdiri dari 688 rumah rusak berat, 272 rusak sedang, dan 154 rumah rusak ringan.
Ia menambahkan, upaya penanganan darurat yang dilakukan BNPB diantaranya penanganan dalam satu pos komando (posko), selain itu memberikan bantuan untuk hunian sementara sebesar Rp 500 ribu per keluarga per bulan untuk pengungsi yang rumahnya tidak bisa ditempati. Kemudian BNPB juga menyediakan helikopter untuk distribusi logistik ke daerah terisolir dan TNI/polri akan menyediakan alat transportasi, kemudian personel TNI, Polri, Badan SAR Nasional (Basarnas) akan dikerahkan dalam pencarian dan evakuasi korban yang tertimbun lumpur/ longsor.