Selasa 06 Apr 2021 21:28 WIB

Pekik Takbir Menandai Penemuan Jenazah Terakhir di Waiburak

Desa Waiburak adalah salah satu desa di Flores Timur yang dilanda banjir bandang.

Sejumlah warga melihat berbagai barang yang terbawa saat banjir bandang menerjang Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa (6/4/2021). Menurut Pemerintah Kabupaten Flores Timur, pencarian terhadap korban banjir bandang yang hilang terkendala akibat masih minimnya alat berat di Adonara.
Foto:

Endapan lumpur sedalam lima sampai 20 centimeter menutup jalan desa. Kayu bekas bangunan yang hancur dimanfaatkan warga sebagai pijakan untuk melintas dari satu rumah ke rumah lainnya.Sebagian jalan desa tertutup bongkahan batu dan batang pohon besar, yang terseret arus dari gunung di sisi barat Waiburak.

Dalam tiga hari terakhir aliran listrik terputus di desa itu, membuat suasana malam bertambah kelam dan sunyi. Hanya gemericik air dari aliran Kali Mati yang terdengar jelas pada malam hari.

Kebanyakan warga Desa Waiburak memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat di Lamahala dan Waimerang Kota. Menurut Kepala Dusun 4 Lamahala Syamsul Ratuloly, ada 300 lebih warga Desa Waiburak yang mengungsi ke Desa Lamahala.

"Sebagian ditampung di rumah dan ada juga 30 kepala keluarga mengungsi di Madrasah Aliyah Negeri Lamahala," katanya.

Warga yang bertahan di Waiburak tidak banyak. Mereka hanya mengandalkan cahaya lilin sebagai penerang pada malam hari. Hongis Duran (60) mengatakan bahwa warga warga di Waiburak sangat membutuhkan pasokan listrik untuk mendapatkan air bersih.

"Kami sudah tiga hari ini pakai air dari sumur. Gantian sama tetangga yang lain. Karena bantuan air dan makanan belum semua dapat," katanya.

Jembatan darurat sepanjang 15 meter yang dibuat warga menggunakan bambu dan bongkahan batu pada Selasa sudah bisa digunakan untuk menggantikan fungsi jembatan yang terputus akibat banjir.Jembatan darurat yang dibuat di bersebelahan dengan bangunan jembatan yang terputus itu bisa dilalui oleh pejalan kaki dan sepeda motor.

Selain merenggut korban jiwa dan merusak perkampungan, banjir bandang yang melanda Waiburak mempengaruhi pasokan ikan untuk konsumsi rumah tangga di desa-desa sekitarnya. Warga Desa Waiburak kebanyakan nelayan yang kerap berburu ikan di Laut Solor, Flores Timur. 

Mereka menjual ikan tangkapan di Pelelangan Ikan Pasar Waiwerang Kota dan desa-desa di pedalaman.Kondisi cuaca ekstrem dan bencana banjir bandang yang melanda perkampungan nelayan itu membuat pasokan ikan untuk konsumsi rumah tangga berkurang.

"Sudah tiga hari ini kami makan pakai mi instan dan nasi. Biasanya mudah dapat ikan di pasar," kata Bobby, seorang pedagang es di Waiburak.

Di samping melanda sebagian wilayah FloresTimur, bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang terjadi akibat Siklon Tropis Seroja pada 4 April 2021 juga melanda wilayah Nusa Tenggara Timur yang lain seperti Kota Kupang serta Kabupaten Malaka, Lembata, Ngada, Alor, Sumba Timur, Sabu Raijua, Rote Ndao, Timor Tengah Selatan, dan Ende.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, hingga Selasa pukul 15.00 WIB bencana alam yang melanda sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur menyebabkan 86 orang meninggal dunia, 98 orang hilang, dan 146 orang terluka. Bencana itu juga menyebabkan kerusakan rumah dan bangunan fasilitas umum serta memaksa sebagian warga mengungsi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement