Selasa 06 Apr 2021 00:01 WIB

BMKG Kupang Umumkan Peringatan Dini Cuaca 5-7 April

Sebagian wilayah NTT berpotensi diguyur hujan disertai petir dan angin kencang.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Andri Saubani
Kondisi Provinsi NTT yang mengalami bencana banjir.
Foto: WALHI
Kondisi Provinsi NTT yang mengalami bencana banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan adanya peringatan dini cuaca wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai 5 April sampai 7 April 2021. Pengumuman tersebut berdasarkan wilayah yang berpotensi hujan disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat dan wilayah berpotensi angin kencang.

Untuk wilayah yang berpotensi hujan disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat tanggal 5 April, pagi dan Siang terjadi di wilayah P.Timor, P.Sabu, P.Rote, P.Sumba, Alir Manggarai, Manggarai Timur, Ngada dan Nagekeo. Sementara pada malam dini hari di wilayah P.Timor, P.Sabu, dan P.Rote.

Baca Juga

"Tanggal 6 April, pagi dan siang di wilayah P.Timor, P.Sabu, dan P.Rote. Lalu tanggal 7 April pagi dan siang P.Timor, P.Sabu, P.Rote, dan Sumba," kata Kepala Stasiun Meteorologi Klas II El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi dalam keterangan pers, Senin (5/4).

Sedangkan wilayah yang berpotensi angin kencang pada tanggal 5 April terjadi di P.Timor, P.Rote, P.Sabu, Sumba, Kabupaten Flores Timur, dan Alor. Tanggal 6 April ada di P.Timor, P.Rote, P.Sabu, Sumba, Kabupaten Flores Timur, dan Alor. Sedangkan tanggal 7 April P.Timor, P.Rote, P.Sabu, Sumba, Flores Timur, dan Alor.

"Saat ini secara umum wilayah NTT masih berada pada masa pancaroba sehingga waspadai potensi hujan yang dapat disertai petir dan angin kencang," ucap dia.

Sebelumnya, terjadi banjir bandang di Kabupaten Flores Timur pada Ahad (4/4) dini hari pukul 01.00 waktu setempat. Sampai saat ini, sudah tercatat sudah 44 orang korban meninggal. Proses pendataan dan evakuasi korban masih terus dilakukan.

"Perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin (5/4) pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike. Warga hilang masih tercatat sejumlah 24 orang dan meninggal dunia 44," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati seperti dalam keterangan tertulis. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement