REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Puluhan siswa di SMA Negeri 1 Solo mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) pada Senin (5/4). Uji coba PTM serentak dilaksanakan di 140 SMA di Jawa Tengah selama dua pekan ke depan.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 1 Solo, Syofyan Muchtar, mengatakan, uji coba PTM fase pertama ini diikuti oleh siswa dari empat kelas, yakni X IPS 1, X IPS 2, X IPA 7, dan XI IPA 10.
"Nah dari masing-masing kelas itu kami ambil nomor urut 1 sampai 18 itu hadir di sekolah sebagai uji coba PTM. Adapun nomor 19 sampai terakhir mereka mengikuti pembelajaran daring dari rumah," kata Syofyan.
Siswa nomor urut 1-18 tersebut mengikuti uji coba PTM pada pekan pertama. Kemudian, pekan selanjutnya siswa nomor urut 19 sampai terakhir mengikuti PTM.
Dia menjelaskan, pelaksanaan PTM dimulai pukul 07.30 WIB sampai 09.40 WIB dengan istirahat 10 menit. Selama istirahat, siswa diminta tetap berada di kelas masing-masing. Jika ada siswa yang membawa makanan, maka tetap makan di kelas. Setelah istirahat, para siswa kembali mengikuti PTM sampai selesai.
Syofyan menyatakan, sekolah sudah berhati-hati dan berupaya agar pelaksanaan PTM tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19."Pada pintu gerbang sudah ada Satgas Covid-19 yang mengatur anak-anak untuk mencuci tangan, masuk ke lobby, lalu memutar menuju ruang kelas yang ditentukan. Nanti pada saat pulang pun mereka mengikuti jalan yang sudah ditentukan satu arah," jelasnya.
Menurutnya, sekolah memilih siswa kelas X yang mengikuti PTM lantaran para siswa tersebut belum pernah masuk sekolah sejak diterima di SMA Negeri 1 Solo. Para siswa kelas X, lanjutnya, sangat rindu untuk mengetahui sekolah, kelas serta bertemu teman-teman dan guru-guru mereka.
"Harapannya nanti dari mereka masuk ke kelas ketemu guru-gurunya bisa mengobati kerinduan. Dan rasa keinginan terus masuk sekolah tatap muka," kata guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut. Dia berharap, uji coba PTM tersebut berhasil dan pandemi segera berakhir. Sehingga, para siswa bisa belajar secara normal kembali.
Terkait perjalanan siswa ke sekolah, Syofyan mengatakan sekolah telah menyarankan agar anak-anak membawa kendaraan sendiri atau diantar jemput orang tua masing-masing. Hal itu untuk meminimalisasi interaksi dengan orang lain selama perjalanan. Namun, sekolah tidak memaksakan lantaran hal itu tergantung kondisi keluarga masing-masing.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Endang Siwi Retnaningsih, mengatakan, siswa yang mengikuti PTM diwajibkan mendapatkan izin dari orang tua dengan mengisi surat pernyataan. Surat pernyataan tersebut diunduh dan diunggah secara daring."Kalau orang tua tidak mengizinkan ya kami tidak berani. Ada yang tidak mengizinkan," kata Endang.
Dia menyebut, dari empat kelas yang mengikuti PTM tersebut, hanya ada beberapa orang tua yang menyatakan tidak setuju. Orang tua yang tidak mengunggah surat pernyataan dianggap anaknya mengikuti pembelajaran daring dari rumah.