Rabu 31 Mar 2021 22:55 WIB

Mabes Polri Tingkatkan Sistem Keamanan

Kapolri menyebut penyerang Mabes Polri sebagai lonewolf.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Sejumlah anggota kepolisian berjaga pasca penembakan terduga teroris di kawasan Gedung Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah anggota kepolisian berjaga pasca penembakan terduga teroris di kawasan Gedung Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang wanita berinisial ZA (25) berupaya melakukan penyerangan terhadap Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) di Jakarta Selatan, Jakarta Selatan, Rabu (31/3) sekitar pukul 16.30 WIB. Terkait adanya peristiwa penyerangan itu, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengintruksikan agar jajarannya meningkatkan sistem keamanan.

Terduga teroris ZA yang mengenakan pakaian hitam dengan kerudung corak biru itu masuk dari pintu belakang. Kemudian yang bersangkutan menuju ke pos gerbang utama yang ada di halaman Mabes Polri. ZA sempat menanyakan keberadaan kantor pos, yang kemudian diarahkan oleh petugas. Namun usai meninggalkan pos, ZA kembali dan melakukan penyerangan terhadap petugas.

Baca Juga

"Yang bersangkutan kembali dan kemudian melakukan penyerangan terhadap anggota di pos jaga dengan menembak sebanyak enam kali, dua kali kepada anggota di dalam pos, dua kali di luar dan menembak lagi kepada anggota yang ada di belakangnya," ujar Sigit dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3).

Sementara dari dari rekaman CCTV yang ada di lokasi, terduga teroris membawa map warna kuning dan sempat memeriksa situasi sekitar dan menghampiri pos penjagaan pintu yang sudah lama tidak difungsikan. Tidak berselang lama kemudian, terduga teroris itu melongok ke meja pos penjagaan dan mengeluarkan senjata sembari menodongkan ke petugas jaga. Sontak, sejumlah petugas jaga sempat berhamburan keluar sebelum bersembunyi lagi.

Sempat menjauh dari pos penjagaan sembari tetap menodongkan senjata, terduga teroris roboh terkena tembakan. Hingga saat ini penjagaan di pintu masuk Mabes Polri diperketat. Semua orang yang ada di dalam tidak diperkenankan masuk, begitu juga sebaliknya, termasuk awak media.

"Kemudian dari hasil olah TKP, ditemukan identitas yang bernama ZA umur 25 tahun, alamat di Jalan Lapangan Tembak, Kelapa Dua Wetan, Ciracas Jakarta kemudian kita cek berdasarkan identifikasi sidik jari dan face recognation ternyata identitas sesuai," Sigit menambahkan.

Lanjut Sigit, dari hasil profiling, ZA berideologi ISIS dan merupakan seorang lonewolf. Diketahui dia adalah mahasiswi semester lima yang sudah drop out dari salah satu kampus. Kata Sigit, pelaku juga sempat membuat akun instagram yang baru dibuat 21 jam yang lalu. Pelaku juga sempat memposting bendera ISIS di akun media sosialnya itu.

"Pada saat penggeledahan di rumahnya surat wasiat dan ada kata-kata di WA grup keluarga yang bersangkutan akan pamit jadi, saya sudah perintahkan kepada Kadensus untuk mendalami dan mengusut tuntas," tegas Sigit.

Selanjutnya, Sigit memerintah kepada jajarannya untuk tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat. Namun ia meminta agar anggota Polri meningkatkan sistem pengamanan. Peningkatan keamanan tidak hanya di markas komando tapi juga saat anggota polri bertugas di lapangan.

"Tingkat kewaspadaan, tingkatkan sistem pengamanan, baik di markas komando maupun petugas di lapangan, pelayanan total kepada masyarakat," pinta Sigit.

Berdasarkan informasi yang diterima Republika, ZA memiliki kartu keanggotaan Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin). ZA kelahiran Jakarta 14 September 1995, golongan darah O, beralamat di lapangan Tembak Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Dalam kesempatan itu, Sigit juga menyampaikan pengungkapan peristiwa bom bunuh diri di Makassar, dengan mengamankan 13 orang. Salah satunya berinisial W, yaitu pelaku otak perakit bom. Sehingga total hingga hari ini sebanyak 23 terduga teroris pasca peristiwa bom bunuh diri di depan gereja Katedral, Makassar, Ahad (28/3) lalu.

"Ini akan terus kita kembangkan dan kita usut sampai tuntas," tegas Sigit.

photo
Terorisme (ilustrasi) - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement