Rabu 31 Mar 2021 13:25 WIB

KNKT Segera Analisa Pembicaraan di Kokpit Sriwijaya Air

CVR telah ditemukan pada Selasa (30/3) malam.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Panglima Koarmada I Laksmana Muda TNI AL Abdul Rasyid menunjukan kepada media kotak penyimpanan memori dari perekam suara kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) hasil pencarian saat operasi SAR pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (15/1). CVR Sriwijaya Air ditemukan Selasa (30/3) malam
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Panglima Koarmada I Laksmana Muda TNI AL Abdul Rasyid menunjukan kepada media kotak penyimpanan memori dari perekam suara kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) hasil pencarian saat operasi SAR pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (15/1). CVR Sriwijaya Air ditemukan Selasa (30/3) malam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan segera menganalisa cockpit voice recorder (CVR) dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari lalu. Perekam suara tersebut baru saja ditemukan pada Selasa (30/3) malam. 

"CVR ini akan dibawa ke lab untuk dianalisa," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat konferensi pers, Rabu (31/3). 

Soerjanto mengatakan proses pembacaan rekaman kokpit setidaknya membutuhkan waktu tiga hari sampai satu minggu. Setelah itu, hasil rekaman akan dibuat dalam bentuk transkrip dan kemudian dicocokkan dengan Flight data Recorder (FDR) yang telah ditemukan lebih dulu.  

Dari hasil analisa ini, Soerjanto menjelaskan, situasi kokpit saat kejadian akan lebih muda untuk dipahami. Keberadaan CVR sangat dibutuhkan untuk menentukan penyebab jatuhnya pesawat bertipe Boeing 737-500 ini. 

Soerjanto menjelaskan, CVR ini ditemukan dengan metode dreging atau pengerukan lumpur. Dengan menggunakan kapal TSHD King Arthur 8, CVR ditemukan di area berlumpur dengan kedalaman 1 meter. 

Soerjanto menegaskan, penemuan VCR ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melakukan investasi jatuhnya pesawat Siriwijaya Air SJ-182. KNKT berkomitmen akan membagikan informasi yang ditemukan dalam proses analisa secara transaparan. 

"Sesuai mandat dari presiden dan masyarakat, kami akan membuka penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 setransaparan mungkin sehingga bjsa menjadi pembelajaram bagi kita semua," tutup Soerjanto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement