REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengamankan 13 teroris dari berbagai daerah di Indonesia. Penangkapan tersebut berawal dari peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar pada Ahad (28/3) kemarin. Sebanyak 13 terduga diamankan di Nusa Tenggara Barat (NTB) lima orang, Jakarta-Bekasi empat orang dan Sulawesi Selatan empat orang.
"Sampai hari ini kami sudah amankan 4 orang tersangka. Hari ini juga terkait dengan kelompok JAD yang kemarin sudah kami amankan, hari ini bertambah 1 orang sehingga total 5 pelaku teroris dari kelompok JAD yang ada di NTB," jelas Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi persnya, Senin (29/3).
Lebih lanjut, empat tersangka teroris yang diamankan di Sulawesi Selatan itu diduga turut membantu pelaku bom bunuh diri di Makassar kemarin. Keempatnya juga membantu pasangan suami-istri tersebut untuk membeli bahan-bahan peledak yang digunakan untuk beraksi kemarin. Untuk saat ini, kata Sigit, pihak kepolisian masih terus melakukan pengembangan terhadap para terduga teroris itu.
"Masing-masing perannya bersama-sama dengan L dan YSF mereka ada dalam satu kelompok kajian Villa Mutiara namanya," Sigit menambahkan.
Sementara, dalam penangkapan terduga teroris di wilayah hukum Polda Metro Jaya, pihak kepolisian juga mengamankan bom aktif dari operasi penangkapan di wilayah Condet-Bekasi. Menurutnya, setidaknya ada lima bom yang siap digunakan. Selain itu, terdapat beberapa bahan baku pebuatan bom, kurang lebih 4 kilogram, juga ditemukan bahan peledak yang sudah jadi jenis TATP dengan jumlah 1,5 kilogram
"Barang bukti 5 bom aktif jenis bom sumbu yang siap digunakan, kemudian 5 toples besar yang di dalamnya berisi aseton, H2O2, HCL, sulfur dan, serta termometer yang bahan-bahan ini akan diolah menjadi bahan peledak," ungkap mantan Kabareskrim tersebut.
Baca juga : Densus Gerebek Terduga Teroris di Sukabumi