Brainy mengaku tertarik dengan petani milenial karena merasa prihatin dengan semakin berkurangnya anak muda yang terjun dalam bidang pertanian dan peternakan. Apalagi, menurutnya, kini akan ada dukungan dari Pemda Provinsi Jabar agar milenial sukses dalam bertani.
"Jika ada bantuan, saya ingin menambah bibit puyuh agar tentunya menambah penghasilan. Kalau 2.000 ekor, butuh bantuan sekitar Rp 50 juta. Jika dihitung, seribu ekor puyuh mampu memberikan penghasilan Rp 2 juta per bulan, jadi tinggal dikalikan saja," katanya.
Brainy melihat pada masa pandemi Covid-19, ternyata sektor usaha yang berkaitan dengan makanan dapat bertahan dengan baik. Sehingga ia sangat yakin dengan usaha peternakan puyuh ini.
Selain hanya menjual telur mentah, kata dia, saat ini sudah mulai ada upaya untuk menambah nilai produk yang dihasilkannya. Yakni, membuat telur asin puyuh, mengemas daging puyuh matang dalam kaleng dan lainnya.
"Olahan hasil puyuh sudah disiapkan agar ada nilai tambahnya. Burung puyuh yang sudah tidak bertelur atau afkiran masih ekonomis dengan memanfaatkan olahan dagingnya," kata Brainy.