REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Masker telah menjadi bagian gaya hidup selama pandemi. Namun, masih ada yang belum paham penanganan limbahnya.
Perwakilan medis Tim Velox Badan Intelijen Negara (BIN) dr Jares Clinton mengatakan, beberapa hal mestinya dilakukan sebelum membuang masker ke tempatnya. Yang pertama adalah merusaknya. Kedua dengan menyemprot masker memakai disinfektan sebelum dibuang.
Kedua cara ini demi menghindari terjadinya penyebaran virus dan penggunaan berulang oleh orang lain.
"Jadi kalau maskernya sudah dipakai dan ingin dibuang, agar dirusak dahulu agar tak digunakan orang lain. Lalu semprot pakai disinfektan agar jika ada virus, mati," kata dr Jares Clinton di Kecamatan Tangerang saat sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) kepada pegawai dan masyarakat, Senin (22/3).
Ia mengatakan selama ini masyarakat banyak yang acuh menggunakan masker dan kerap melepasnya karena alasan merasa jenuh. Padahal masker adalah pertahanan bagi seseorang untuk mengantisipasi masuknya virus melalui hidung.
Ada tiga jenis masker yang disarankan yakni Masker N95 dengan efektivitas 95-100 persen, masker medis dengan efektivitas 80-95 persen, dan masker kain dua hingga tiga lapis dengan efektivitas 50-70 persen.
"Jadi penggunaan masker itu sudah menjadi gaya hidup saat ini. Jangan anggap sepele atau lupa memakai ketika keluar rumah. Sebab kita harus selalu menerapkan protokol kesehatan karena virus bisa masuk kapan saja melalui saluran pernapasan kita," ujarnya.
Ketua Tim Velox BIN Nadeo Argawinata menambahkan mengenai kegiatan sosialisasi AKB yang perlu dibawa warga saat keluar rumah adalah masker, pelindung wajah, cairan pembersih tangan, peralatan ibadah, peralatan makan sendiri, dan tisu basah.
Meski pandemi telah setahun melanda dan masyarakat sudah banyak yang merasakan bosan, namun penerapan protokol kesehatan harus tetap dilakukan agar kasus penyebaran tak semakin meluas.
Menurunnya sejumlah kasus Covid-19 di Indonesia merupakan hasil kerja semua pihak dalam disiplin menjalankan protokol kesehatan dan harus dipertahankan. "Maka itu kami ingatkan bahwa protokol kesehatan (prokes) itu penting dan bukan sesuatu yang hanya diketahui tapi tak diterapkan. Ini untuk kelangsungan hidup kita bersama menuju masyarakat sehat," katanya.