Ahad 21 Mar 2021 20:32 WIB

Perbankan Syariah yang Masih Begini-Begini Saja

Industri perbankan syariah Indonesia masih menghadapi tantangan-tantangan klasik.

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
Kantor Bank Syariah Indonesia: Industri perbankan syariah di Indonesia masih menghadapi masalah-masalah klasik sementara yang lain sudah semakin maju
Foto:

“Namun, political power dari KNEKS belum cukup kuat memberi influential power yang signifikan di kancah perekonomian dan perbankan syariah nasional,” ujar dia.

Solusi lain usulan dia adalah Bank Syariah Indonesia (BSI), sebagai bank dengan modal kuat harus berani ambil langkah signifikan sehingga bisa mengambil porsi besar untuk membenahi industri perbankan syariah.

Inovasi dan pendidikan punya peran penting

Ekonom Institut Pertanian Bogor (IPB) Irfan Syauqi Beik mengatakan persoalan kualitas SDM pada perbankan syariah sejak dahulu memang menjadi masalah.

Dia mengusulkan solusi jangka pendek dengan memperbanyak pelatihan tersertifikasi bagi pelaku perbankan syariah.

“Pelatihan harus didorong, tapi harus up to date karena ini masalah penting dan fundamental. Lembaga sertifikasi juga perlu meningkatkan kualitasnya, agar bisa menghasilkan SDM yang bagus,” ujar dia pada Anadolu Agency.

Sedangkan solusi jangka panjang adalah pembenahan kualitas institusi pendidikan. Menurut Irfan, banyak lulusan program studi ekonomi dan perbankan Islam kalah bersaing karena ternyata tidak mempunyai skill maupun soft skill yang dibutuhkan industri perbankan syariah.

“Dosennya, kurikulumnya, link-and match dengan industri perlu didorong agar menghasilkan lulusan yang berkarakter, mempunyai soft skill dan integritas serta kejujuran,” ujar dia.

Sedangkan untuk persoalan kurangnya diferensiasi model bisnis perbankan syariah, kata kuncinya adalah inovasi, ujar Irfan.

Namun inovasi yang harus dilakukan harus berdasarkan kebutuhan masyarakat. Inovasi produk tidak hanya dilakukan pada sektor penyaluran atau financing, tapi juga tabungan dan produk lain terutama transaksi finansial.

Kalangan perbankan syariah menurut Irfan juga harus meningkatkan jangkauan dan intensitas sosialisasi dengan konten yang lebih kreatif.

Hal ini diperlukan untuk mengatasi masalah literasi dan inklusi keuangan syariah yang terbatas.

Menurut Irfan, inklusivitas sebenarnya adalah prinsip dasar keuangan syariah karena ajaran terbuka dan bisa harus bisa melayani semua peminatnya. Karena itu, persoalan inklusivitas seharusnya bisa tertangani dengan baik.

“Nabi Muhammad itu mencontohkan interaksi bisnis dengan orang Yahudi, baik pinjam meminjam atau bahkan memberi baju besinya.”

“Prinsip muamalah itu sangat inklusif dan bisa menjangkau siapa pun selama semua sepakat dan mempraktikkan prinsip keuangan syariah,” ujar Irfan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement