Ahad 21 Mar 2021 20:32 WIB

Perbankan Syariah yang Masih Begini-Begini Saja

Industri perbankan syariah Indonesia masih menghadapi tantangan-tantangan klasik.

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
Kantor Bank Syariah Indonesia: Industri perbankan syariah di Indonesia masih menghadapi masalah-masalah klasik sementara yang lain sudah semakin maju
Foto:

“Diferensiasi produk yang bervariasi dan tidak meninggalkan prinsip syariah akan mendorong pertumbuhan bank syariah," ujar dia.

Teknologi menurut dia harus diperhatikan secara khusus, karena tingginya keinginan para nasabah agar bisa dilayani dengan teknologi digital yang lebih baik.

“Pandemi ini membuat nasabah tidak mau melakukan transaksi datang ke bank untuk sekadar menarik dana atau transfer. Mereka ingin bisa melakukan transaksi hanya dengan smartphone,” ujar dia.

OJK, menurut Heru, ingin mendorong agar perbankan syariah Indonesia, memiliki identitas baru, yaitu keunikan model bisnis dan produk.

Berikutnya kata Heru adalah mengoptimalkan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah. Selain itu, mengintegrasikan fungsi keuangan komersial dan sosial.

“Ke depan SDM yang berkualitas dan teknologi mutakhir jadi syarat mutlak untuk mengembangkan perbankan syariah,” ujar dia.

Roadmap perbankan syariah periode ini bertumpu pada tiga hal penting, yaitu memperkuat identitas, sinergi dengan ekosistem ekonomi syariah, dan penguatan perizinan, pengaturan, serta pengawasan.

“Sinergi sangat penting dilakukan untuk mempercepat pengembangan, karena ekosistem ekonomi syariah sangat luas,” ujar dia.

Sedangkan untuk perizinan, OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia agar bisa satu atap sehingga lebih transparan, cepat dan mudah dilacak.

“Selain itu, peningkatan meningkatkan awareness masyarakat dalam kerangka ekosistem ekonomi syariah juga akan dilakukan,” ujar dia.

Sedangkan pengawasan perbankan, menurut Heru memiliki tantangan tersendiri karena menghadapi perkembangan teknologi digital.

Pengembangan teknologi digital, kata Heru, tidak boleh mendisrupsi pengembangan perbankan.

"Cyber security harus bisa kita atasi agar digitalisasi bisa berkembang tapi transaksi tetap aman,” ujar dia.

“Pengawasan OJK dalam masa pandemi sudah menggunakan teknologi. Data bank, kecerdasan buatan menjadi hal pokok untuk mendukung pengawasan offside yang lebih baik,” ujar dia.

Bukan masalah baru industri perbankan syariah

Ekonom dari Institute for Development Economics and Finance (Indef) Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan hambatan perkembangan bank syariah yang disebutkan OJK sebenarnya bukan masalah baru, namun longstanding issues yang sudah lama dihadapi industri ini.

Beberapa masalah bahkan sudah disebutkan dalam roadmap pengembangan perbankan syariah 2015-2019.

“Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah belum ada insentif yang signifikan sehingga memotivasi pemain pada ekosistem ekonomi Islam untuk mengatasi masalah tersebut,” ujar dia.

Solusinya adalah ada satu institusi yang fokus memperbaiki, mencari solusi masalah-masalah yang sebenarnya sudah terdeteksi lima tahun lalu.

“Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) sudah mengemban beberapa peran penting dalam mengatasi isu-isu tersebut.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement