Ahad 21 Mar 2021 19:03 WIB

Di Balik Ramainya Poster Puan Maharani-Moeldoko

Berbagai spekulasi muncul setelah poster capres-cawapres 2024 viral di media sosial

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Elba Damhuri
Poster deklarasi pencalonan presiden untuk 2024 yang menampilkan Puan Maharani-Moeldoko yang disebut akan menggelar deklarasi di Surabaya, Jawa Timur.
Foto:

Menurut Justito, tak menutup kemungkinan bila sebenarnya agenda penyebaran poster muncul dari salah satu kandidat yang benar-benar ingin membangun momentum. Capres-cawapres itu sekaligus mengecek persepsi publik dan mencoba membangun agenda sebagai hero. 

"Apalagi posternya tidak cuma satu, ada beberapa tokoh, yang sebagian sedang berkonflik," ujar peneliti di Mores Strategics tersebut.

Justito menyayangkan jika penyebaran poster capres-cawapres tergolong kampanye hitam. Hal tersebut menjadi preseden yang memperburuk wajah politik yang dalam beberapa tahun ke belakang selalu diwarnai dengan strategi-strategi kampanye yang mengandalkan pesan disinformatif. 

Yang jelas, Justito menilai deklarasi capres-cawapres di dunia maya tidak rasional untuk elektabilitas. Menurutnya, poster deklarasi justru rentan memberikan efek negatif untuk saat ini.

"Bisa menciptakan persepsi buruk dari publik karena dianggap sebagai sosok ambisius," ujar Justito.

Berdasarkan pengamatannya, Justito menyebut politikus yang punya kesan ambisius di mata publik akan cenderung sulit meraih simpati. "Sosok politikus ambisius dalam berkuasa tidak pernah jadi karakter harapan publik kita," lanjut dia.

Berbeda dengan Justito yang melihat munculnya poster capres ini dari perspektif kehumasan dan kampanye hitam. 

Direktur Eksekutif Indonesia Publik Institut (IPI) Karyono Wibowo memandang fenomena poster ini erat kaitannya dengan kisruh dualisme kepengurusan partai Demokrat.

"Hal ini ada irisannya dengan kisruh partai Demokrat. Jika dilihat dari meme pertama yang muncul di medsos adalah undangan deklarasi pasangan capres Puan Maharani-Moeldoko, maka tidak menutup kemungkinan kabar bohong tersebut bisa jadi merupakan buntut dari perseteruan di Demokrat," kata Karyono, Jumat (19/3).

Karyono mengamati makna di balik meme tersebut bertujuan membentuk opini publik dalam rangka menguatkan isu yang dihembuskan sebelumnya tentang keterlibatan pemerintah dan PDIP dalam kisruh Demokrat. 

Tak lama setelah muncul kabar bohong terkait pasangan capres Puan Maharani-Moeldoko, sontak muncul meme pasangan capres lainnya.

Karyono menyayangkan peredaran informasi bohong ini lantaran bisa mendisrupsi fakta. "Kabar bohong semacam ini akan semakin membanjiri ruang publik jika tidak ada upaya preventif pemerintah dan tindakan tegas dari penegak hukum," lanjut Karyono.

Terlepas dari itu, Karyono menilai, beredarnya berita-berita hoaks terkait isu pasangan calon presiden 2024 belakangan ini bukan merupakan fenomena baru. Menurutnya, setiap kontestasi politik memang tak jarang dibumbui kabar bohong. 

Poster Capres Hal Wajar

Peneliti Senior Populi Center, Afrimadona, menanggapi wajar beredarnya poster pasangan capres-cawapres 2024 di media sosial. Ia menilai hal itu dilakukan sebagai upaya pengenalan pada publik.

BACA JUGA: Partai Demokrat: Siapa Bilang Demokrat Dinasti Politik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement