Jumat 19 Mar 2021 11:54 WIB

Gobel: Produk UMKM Harus Mengglobal Seperti Edamame

Rachmat Gobel puji UMKM pengembang edamame yang kini diekspor ke Jepang

Politisi Partai Nasdem ini melakukan kunjungan kerja ke Jember, Jawa Timur. Ia melakukan pertemuan dengan produsen dan petani edamame, cerutu, padi, dan kedelai.
Foto: DPR
Politisi Partai Nasdem ini melakukan kunjungan kerja ke Jember, Jawa Timur. Ia melakukan pertemuan dengan produsen dan petani edamame, cerutu, padi, dan kedelai.

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengatakan produk UMKM harus bisa menggobal. 

"Selain menjadi tuan di negerinya sendiri, produk UMKM harus menjadi produk global," katanya, Kamis (18/3). Politisi Partai Nasdem ini melakukan kunjungan kerja ke Jember, Jawa Timur.

Ia melakukan pertemuan dengan produsen dan petani edamame, cerutu, padi, dan kedelai. Dari paparan dan dialog tersebut, Gobel yang memiliki kepedulian tinggi terhadap UMKM itu selalu menekankan pentingnya inovasi, perlindungan, dan pengembangan usaha mereka.

Sejak 1992 hingga 1994, di Jember dikembangkan edamame yang berasal dari Jepang. Kacang yang masih satu keluarga dengan kedelai itu merupakan produk pertanian yang dijadikan makanan cemilan. 

Edamame lebih lembut dan lebih manis dibandingkan dengan kedelai. Selain itu juga tak memiliki bulu yang tebal seperti kedelai. 

Setelah bisa beradaptasi, edamame mulai bisa tumbuh dengan baik di Jember. Sejak 2009, Jember mengekspor edamame ke Jepang dengan rata-rata 4 ribu ton per tahun. 

Indonesia menempati urutan keempat setelah Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Selain ke Jepang, edamame Jember juga diekspor ke Amerika, Eropa, dan Afrika.

Gobel mengapresiasi kesuksesan Jember dalam mengembangkan edamame. Ia menyarankan agar melakukan diversifikasi produk dari edamame ini. Misalnya menjadi kacang sebagai pelengkap penganan kacang tanah. Karena cemilan kacang tanah ternyata sebagian hasil impor. Selain itu juga bisa dibuat jus mame.

Ekonomi berbasis pertanian ini, kata Gobel, sangat penting bagi kemajuan bangsa. "Selain untuk kedaulatan pangan, juga terbukti menjadi tulang punggung ekonomi nasional dan menyerap banyak tenaga kerja," kata Gobel.

Di Jember ini pertanian dan pengolahan edamame bisa menyerap 9.510 tenaga kerja. Sedangkan lahan tanamnya mencakup 1.850 hektar. Yang terbesar milik PT Mitratani Duatujuh dan sisanya milik mitra petani.

Gobel juga melakukan kunjungan ke pabrik pembuatan cerutu BIN Cigar. Kerajinan cerutu ini sejak tujuh tahun lalu. Pada 1970 dan 1980an Jember dikenal sebagai penghasil tembakau terbaik, bahkan diekspor ke negara-negara penghasil cerutu dunia. 

Namun kemudian harga tembakau hancur karena Indonesia mengimpor tembakau. Kini mereka mulai mengembangkan cerutu sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement