Selasa 16 Mar 2021 15:06 WIB

Pandemi, Resesi, dan Kerja Bersama Bangkitkan Ekonomi

Diperlukan kerja bersama bangkitkan ekonomi di era pandemi Covid-19

Diperlukan kerja bersama bangkitkan ekonomi di era pandemi Covid-19. Pedagang kaki lima di Malioboro, Yogyakarta (ilustrasi)
Foto:

Menjawab resesi ekonomi  

Menurut hemat penulis, salah satu upaya agar keadaan ekonomi negara kita terus bergerak untuk keluar dari jurang resesi di tengah pandemi adalah dengan mendorong kemandirian ekonomi. Indonesia memiliki sumber daya untuk mewujudkan itu, baik itu sumber daya manusianya maupun sumber daya alamnya. Tinggal bagaimana pemerintah memfasilitasi dan membukakan ruang melalui kebijakan-kebijakannya dengan tetap memperhatikan kesehatan masyarakat juga nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat bangsa kita.

Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang begitu kaya dan melimpah ruah. Kelautan dan perikanan, pertanian dan perkebunan bahkan hingga pertambangan (energi dan sumber daya mineral) adalah sederet kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia. Dengan kekayaan ini, kemandirian ekonomi bisa kita wujudkan dengan membentuk pola produksi nasional yang berbasis pada sumber daya alam kita sendiri.

Para investor mesti dibukakan ruang untuk berinvestasi dalam mengelola sumber daya alam ini, tetapi dengan catatan tetap juga mendorong keterlibatan investor lokal. Secara sederhana, jangan semua dibebaskan ke investor asing.Kalau hanya investor asing itu namanya ekonomi kolonial, bukan ekonomi nasional, sehingga sulit bagi kita untuk mandiri secara ekonomi. 

Kemudian, terkait sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia. Kita memiliki potensi yang besar, apalagi dengan adanya bonus demografi, dimana penduduk Indonesia didominasi usia produktif. Ini bisa didorong untuk ikut menggerakkan sektor-sektor industri rumah tangga atau ekonomi kreatif dalam hal ini UMKM. 

photo
M Syarif Hidayatullah - (Dok Istimewa)

Konkritnya dari struktur anggaran Pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021, dana total Rp 187,7 triliun untuk mendukung UMKM dan pembiayan korporasi harus terdistribusi secara efektif dan tepat sasaran. Mengapa? Hal ini karena sebagaimana data Badan Koordinasi Penanaman Modal (Oktober 2020), sektor UMKM memberikan kontribusi 61,7 persen Produk Domestik Bruto Nasional.  

Artinya, pendekatan ekonominya, jika memang sebuah negara ingin maju dan bangkit menghadapi kontraksi seperti saat ini adalah bagaimana pemerintah memberikan perhatian serius pada pemulihan UMKM. Dengan cara demikian, otomatis krisis yang disebut sebagai jurang resesi akan segera bisa diatasi.  

Lebih-lebih pada era saat ini, bagaimana perkembangan teknologi (disrupsi teknologi), jumlah penduduk usia produktif dengan klaster milenial dan gen Z juga perlu untuk dilibatkan secara aktif untuk bersama-sama menjadi subjek bagaimana negara bangsa Indonesia ini dapat terlepas dari hantu krisis bernama resesi.   

Realitasnya saat ini, anak-anak muda saat ini begitu dekat dengan dunia teknologi informasi, sehingga bisa didorong dalam hal memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk berinovasi menciptakan atau terlibat dalam platform-platform bisnis baru semisal bisnis startup. 

Dengan keterlibatan aktif pemerintah, maka berbagai sumberdaya alam yang sangat melimpah para anak muda akan dapat membuka ruang ekonomi baru. Termasuk memfasilitas produk UMKM dengan model bisnis hulu hingga ke hilirnya.Muara dari itu semua tentu kemajuan dan kemandirian ekonomi. 

Data BPS tahun 2020 menyebutkan, ada 64 juta UMKM yang beroperasi di Indonesia benar-benar dapat menjawab hikmah pandemi Covid-19 ini menjadi ruang ekonomi baru dan menciptakan pertumbuhan ekonomi secara cepat.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement